Warisan Abah Sepuh dan Abah Anom Tertulis di Suryalaya
Suryalaya pancarkan warisan cinta, ilmu, dan dzikir Abah Sepuh dan Abah Anom
Siapa pun yang datang ke Pondok Pesantren Suryalaya akan merasakan suasana yang berbeda. Bahkan sejak di gerbang, mata kita sudah disambut oleh sebuah tulisan, “Suryalaya Kajembaran Rahmaniah.” Kalimat singkat ini menyimpan pesan besar, bahwa Suryalaya adalah tempat keluasan kasih sayang Allah dipancarkan. Dari pintu gerbang saja, kita sudah diajak masuk ke jalan cinta dan rahmat.
Tidak berhenti di situ. Di depan madrasah, terpampang kalimat berbahasa Arab, “Hadzihil madrasah al-Islamiyah maftahu thariqah Qodiriyah Naqsyabandiyah.” Artinya, “Madrasah ini adalah tempat orang bertanya tentang Thariqah Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN).”
Tulisan ini menegaskan bahwa Suryalaya bukan sekadar pesantren, melainkan pusat pengajaran TQN. Dari sinilah warisan Abah Sepuh diteruskan oleh Abah Anom, bukan hanya melalui pengajaran lisan, tetapi juga melalui simbol-simbol yang tertanam dalam ruang-ruang pesantren.
Saat melangkah ke masjid, kita kembali diingatkan pada pesan yang lebih dalam. Pada pintu masjid tertulis hadits Nabi SAW, “Afdhalu dzikri fa’lam annahu laa ilaaha illallaah.” (Dzikir yang paling utama adalah Lā ilāha illallāh).
Inilah inti ajaran TQN, dzikir jahar yang dilafalkan keras dan dzikir khafi yang diingatkan dalam hati. Dzikir yang bukan sekadar ritual, melainkan jalan membersihkan hati, menenangkan jiwa, dan menghubungkan hamba dengan Sang Pencipta.
Di sampingnya, ada hadits lain yang cukup menggetarkan, “Aku berlindung dari khusyu’-nya orang-orang munafiq.”
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______