Tiga Sifat Yang Membuat Manusia Lebih Buruk dari Hewan

Bahkan dalam ayat tersebut, kelompok manusia jenis ini digambarkan lebih buruk keadaannya dari hewan ternak. Sebab hewan ternak tidak memiliki kecenderungan fitriyah untuk mengikuti hidayah sebagaimana yang dimiliki manusia.

Allah membekali manusia dengan potensi qalbu yang sadar, akal yang berfungsi dan mata yang bisa melihat. Allah juga melengkapi manusia dengan kemampuan untuk mengikuti petunjuk atau mengikuti kesesatan. Maka ketika dia belum membuka pandangan mata, qalbu dan pendengarannya terhadap kebenaran dia dalam posisi lebih buruk dari hewan ternak.

(Mereka) tuli, bisu dan buta, maka mereka tidak mengerti. [Surah Al-Baqarah: 171]

Mereka inilah orang-orang yang lalai, lalai dari apa yang membawa kemaslahatan, kebaikan, dan kebahagiaan mereka, disebabkan hawa nafsu dan setan telah memperdaya mereka, dan Allah Swt tidak menzalimi mereka sedikitpun.

Baca juga: Mengenal Sifat Wajib, Mustahil dan Jaiz bagi Rasul

Dalam ayat tersebut, penulis Tafsir Al Misbah, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA. menyatakan bahwa hati, mata, dan telinga orang-orang yang memilih kesesatan dipersamakan dengan binatang karena binatang tidak dapat menganalogikan apa yang ia dengar dan lihat dengan sesuatu yang lain.

Manusia memiliki akal, sedangkan binatang tidak. Manusia yang tidak menggunakan potensi yang dianugerahkan Allah, lanjutnya, lebih buruk sebab binatang dengan instingnya akan selalu mencari kebaikan dan menghindari bahaya, sementara manusia durhaka justru menolak kebaikan dan kebenaran serta mengarah kepada bahaya yang tiada taranya.
Setelah kematian, mereka kekal di api neraka, berbeda dengan binatang yang punah dengan kematiannya.

Di sisi lain, Prof Quraish juga menjelaskan bahwa binatang tidak dianugerahi potensi sebanyak potensi manusia sehingga binatang tidak wajar dikecam bila tidak mencapai apa yang dapat dicapai manusia.