Riwayat Abah Sepuh dengan Murid-muridnya
Kepada para tamunya, tidak pernah membeda-bedakan antara yang kaya atau miskin
Diriwayatkan oleh murid-muridnya bahwa Abah Sepuh itu dikenal berbudi bahasa yang halus, berakhlak mulia, dan senantiasa bersikap sabar dan santun, baik terhadap keluarga dan kerabat atau kepada para tamu yang datang berkunjung, maupun kepada murid- muridnya.
Kepada para tamunya, Abah Sepuh sering memanggil mereka dengan panggilan aden atau raden, sebagai tanda memuliakan tamu beliau, dan tidak pernah membeda-bedakan antara yang kaya atau miskin. Semuanya selalu dijamu makan dan minum, bahkan tidak sedikit dari tamu-tamu ini yang menginap beberapa hari di Pondok Pesantren Suryalaya, agar bisa lebih leluasa bertemu Abah Sepuh.
Secara umum Abah Sepuh memberikan pelajaran dzikrullah bagi siapa saja yang meminta kepada Beliau, dan khusus kepada beberapa orang muridnya yang terpilih. Abah Sepuh mendidik mereka dengan sangat disiplin, seperti harus bangun pada jam malam untuk mandi taubat dan melaksanakan shalat-shalat sunat, berzikir dan sebagainya hingga shalat Subuh.
Baca juga: Jawaban Abah Sepuh Saat Ditanya Anaknya
Ada pula yang disuruh berpuasa tidak tidur selama 40 hari 40 malam, berpuasa tidak bersentuhan dengan lawan jenis selama 40 hari 40 malam, mandi 40 kali selama 40 malam tidak terputus.
Semua itu diajarkan kepada murid-muridnya terpilih, dengan tujuan agar mereka bisa lebih taqwa dan disiplin dibandingkan murid Beliau yang lain. Dan diantara mereka ada yang terpilih menjadi wakil talqin yang diberi izin memberikan talqin dzikrullah kepada umat Islam yang menghendaki untuk belajar dzikir Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah, mewakili Abah Sepuh.
Didikan atau latihan tersebut dinamakan riyadhah dan hanya diberikan kepada murid-murid Beliau yang dipersiapkan untuk membantu dalam menerima dan membimbing tamu atau murid baru. Sedangkan untuk murid Beliau secara umumnya hanya diberikan bekal pelajaran dzikrullah sesuai tuntunan Al Qur’an dan Sunah Nabi Saw.
Baca juga: Ketika Abah Sepuh Berdiplomasi Dengan Belanda
Keterbatasan perjalanan pada waktu itu yang masih sukar untuk menemukan kendaraan, apalagi suasana di wilayah Priangan terutama, yang masih tidak aman disebabkan pemberontakan DI/TII, namun hal itu tidak menghalangi umat Islam untuk datang berkunjung ke Pondok Pesantren Suryalaya bertemu Abah Sepuh, dan akhirnya menerima talqin zikir dari Beliau, dan menyatakan diri sebagai muridnya serta mengamalkan ajarannya.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______