Imam Syekh Ismail Haqqi bin Mushtafa dalam karyanya Ruhul Bayan fi Tafsiril Qur’an mengungkap rahasia mengapa kalimat Allah disebutkan saat menyembelih hewan dan saat sakaratul maut.
Diwajibkannya penyebutan asma Allah ketika menyembelih lantaran getirnya menghadapi kematian (sakaratul maut). Penyebutan asma Allah itu lebih manis dari apapun. Maka dari sini kita diperintahkan untuk menyebut asma Allah ketika menyembelih binatang. Asma Allah tersebut diperdengarkan kepada domba ketika hendak disembelih sehingga saat nyawa dicabut tidak terlalu pahit karena bersamaan dengan manisnya asma Allah. Itu sebabnya beliau bersabda, talqinkanlah orang yang akan meninggal di antara kamu dengan kesaksian laa ilaha illa Allah yang akan mempermudah kamu dalam menghadapi sakaratul maut.
Artinya rasa sakit, getir serta pahit ketika lepasnya ruh dari tubuh fisik bisa diantisipasi dengan menyebut asma Allah. Talqin dzikir akan memudahkan sakaratul maut.
Baca juga: Dua Macam Rezeki Menurut Abah Anom
Syekh Ismail Haqqi ayat 121 surah Al An’am juga memberi alasan lain mengapa jangan memakan daging hewan yang ketika disembelih tidak disebut nama Allah.
Isyaratnya jangan makan makanan kecuali demi memenuhi perintah Allah, dan dalam keadaan mengingat Allah, serta untuk mencari Allah. Sungguh dengan cahaya dzikir itu akan segera menghilangkan gelapnya makanan dan syahwatnya. Karena gelap dan syahwat makanan bisa menyebabkan kefasikan, yakni keluar dari cahaya nurani menuju kegelapan diri (dzulmah nafsaniyah) sebagaimana dalam hadis, sungguh setan akan mendapatkan makanan yang tidak disebut nama Allah atasnya.
Secara fiqih, setidaknya ada tiga pendapat ulama mengenai makanan yang disembelih namun tidak disebut nama Allah. Pendapat pertama, sembelihan menjadi tidak halal karena meninggalkan asma Allah baik sengaja atau pun karena lupa.
Pendapat kedua, menyebut asma Allah saat menyembelih bukanlah syarat akan tetapi mustahabbah (disunatkan). Jadi kalau tidak membaca asma Allah baik sengaja atau pun lupa tidak membahayakan (tidak menjadikannya bangkai).
Sedangkan pendapat ketiga, ketika meninggalkan asma Allah saat menyembelih karena lupa maka tidak membahayakan (halal dagingnya), tetapi jika meninggalkannya dengan sengaja maka sembelihan tersebut menjadi tidak halal karena dinilai sebagai bangkai.
Baca juga: Cageur Bageur dan Kesehatan dalam Islam
Makanan yang tidak disebut asma Allah baik dalam menyembelih maupun akan memakannya secara ruhani bisa mengantar pada kegelapan ruhani yang bisa menyebabkan kefasikan. Maka jangan melepaskan asma Allah dari aneka makanan. Karena setiap makanan menurut ahli qalbu tidak sekadar benda material yang dikonsumsi seseorang dan memberi pengaruh secara tubuh fisik biologis. Tapi juga punya pengaruh terhadap batin dan jiwa seseorang.
Dan janganlah kamu memakan dari apa (daging hewan) yang (ketika disembelih) tidak disebut nama Allah, perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan. (Al An’am: 121).
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______