Nabi Ibrahim, Teladan Keimanan Yang Paripurna

Nabi Ibrahim As bukan sembarang nabi. Beliau termasuk dalam sedikit nabi yang dikelompokkan sebagai Ulul ‘Azmi (penyandang keagungan). Beliau adalah nabi tauhid. Maka dalam segala pembahasan tentang tauhid di dalam al-Qur’an, figur yang diangkat sebagai teladan atau role modelnya adalah nabi Ibrahim.

Itu pula sebabnya, mengapa setiap shalawat untuk Nabi Muhammad Saw selalu dirujuk pula kepada Nabi Ibrahim As,

Nabi Ibrahim As berasal dari negeri Uur (Sumerian: Urim; Akkadian: Uru; Arabic: أور) sebuah city-state (negara-kota) dari bangsa Sumeria yang tinggal di daerah Mesopotamia. Uur sekarang dikenal dengan nama Tell el-Muqayyar (Arabic: المقير تل), terletak di Selatan sungai Eufrat, 16 kilometer dari kota Nasiriyah, Iraq Selatan.

Nabi Ibrahim As adalah nabi yang menjadi icon iman tauhid, icon teologi Islam yang sangat monotheistic. Di dalam hadits tentang isra mikraj, Nabi Muhammad Saw dikabarkan menjumpai Nabi Ibrahim As di langit yang ke tujuh, tempat tertinggi sebelum sidrah al muntaha. Tidak ada nabi lain yang lebih mulia dari Nabi Ibrahim As, kecuali Nabi Muhammad Saw.

Baca juga: Keluarga Nabi Ibrahim Yang Lulus Ujian Keimanan

Nabi Ibrahim As digambarkan sebagai nabi intelektual yang memiliki kecerdasan tinggi, selalu bersikap terbuka (open minded), serta memiliki integritas intelektual, spiritual, dan moral yang utuh dan bulat. Beliau, oleh Allah Swt, diberi ar rusyd (kecerdasan yang kuat, rasionalitas yang tajam untuk membedakan kebenaran, serta istiqamah dalam menegakkan kebenaran).

Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Ibrahim ar-rusyd sebelum (Musa dan Harun), dan sungguh Kami sangat mengetahuinya. (Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?” Mereka menjawab: “Inilah yang Kami lihat nenek moyang kami menyembahnya.” (QS al-Anbiya’, 21:51-53).