Masyayikh Thariqah Hadiri Isra Mikraj LDTQN Mesir

Ketua LDTQN Mesir Iqbal Muhammad begitu bersyukur karena peringatan Isra Mikraj yang direncanakan sedari lama bisa berjalan dengan lancar, bahkan dihadiri oleh ulama dan masyayikh thariqah.

Mulai dari Syekh Yusri Rusydi (Mursyid Syadzuliyah), Syekh Kholdun Al-Hiti (Mursyid Qadiriyah), Syekh Said Muhammad Ali (Mursyid Rifa’iyah), Syekh Ahmad Al-Quraisy Al-Husaini (Ulama Kibar Al-Azhar) dan Habib Abu Bakar Al-Attas (Ulama Kibar Mekah).

“Alhamdulillah, terima kasih banyak kawan-kawan pengurus dan panitia atas lelah letih kalian. Saya pribadi tidak tahu bagaimana cara membalasnya, hanya Allah yang pantas membalas. Semoga senantiasa dalam keberkahan para masyayikh, khususnya Guru Agung Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin qs, aamiin,” ujarnya.

Peringatan Isra Mikraj diadakan pada Ahad (20/02) sore pukul 17.00 waktu Kairo di Sekretariat LDTQN RAM, Build 33, Floor 4, Duwaidar Street Darbul Ahmar, Darrasah – Cairo.

Baca juga: LDTQN Mesir Gelar Haul Akbar Syekh- Yusri dan Syekh Khaldun Hadir

Acara diawali dengan pembacaan Burdah Imam Bushiri yang dilanjutkan dengan shalat Maghrib Berjamaah, kemudian secara berjamaah berdzikir La ilaha Illa Allah.

Lalu dilanjutkan dengan pembacaan Kitab Qisatul Isra’ wal Mikraj Imam Barzanji dan Qasidah Shalawat, setelahnya shalat Isya berjamaah. Kemudian MC membuka acara sekaligus mempersilahkan masyayikh untuk menyampaikan mauidzah hasanah secara bergiliran.

Syekh Ahmad Al-Quraisyi Al-Husani yang merupakan salah seorang ulama besar Al Azhar menyampaikan betapa pentingnya mensyukuri nikmat besar yang Allah anugerahkan kepada Mesir dan para penuntut ilmu khususnya Indonesia. Yakni Al-Azhar dan Sayyidina Husein, untuk senantiasa mencintai ahlul bait. “Siapa yang berpegang pada keduanya maka senantiasa berada dalam kebaikan,” imbuhnya.

Sementara Syekh Said Muhammad Ali yang menjadi Mursyid Tarekat Rifa’iyyah mengatakan, Isra dan mikraj adalah peristiwa agung yang dimiliki oleh Rasulullah. Tidak ada satu makhluk pun yang mampu seperti beliau. Tapi, sambung beliau, bukan berarti kita meninggalkan tanpa pesan dan hikmah dari peristiwa tersebut.

“Karena Isra mikraj bisa dilakukan oleh hamba ketika senantiasa bersambung dengan Rasul dan Allah. Kapan pun kita bersamanya maka hakikatnya kita sedang ber-isra dan mikraj,” ucapnya.

Sedangkan Habib Abu Bakar bin Muhsin Al Attas, ulama Mekkah Al Mukarramah menuturkan bahwa, majelis seperti ini adalah majelis wishal dan ittishal (menyambungkan ruhani kepada Rasul). Maka tidak lah mustahil bahwa saat ini Rasul sedang memandang tempat ini dan orang-orang yang hadir pula.

Adapun Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani yang juga dokter bedah menafsirkan ayat “subhanalladzi asra bi’abdihi lailan… dst”.

“Isyarat kata ’abd mencakup ruh dan jasad Rasulullah. Juga mencakup makna bahwa isra mikraj dapat dilakukan oleh hamba dengan sihhatu ‘ubudiyah. Siapa yang benar penghambaanya maka sangat mungkin ia melakukan isra mikraj,” pungkasnya.

Baca juga: Maulid Nabi LDTQN Mesir Adakan Ijazah Burdah dan Maulid Diba

Dan Syekh Khaldun Al Hiti memberitahukan kepada mahasiswa yang hadir bahwa maqam Rasulullah sangatlah agung di hadapan Allah, sebagaimana digambarkan dalam surah An Najm ayat 8-10.

ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّىٰ

Kemudian dia mendekat (pada Muhammad), lalu bertambah dekat,

فَكَانَ قَابَ قَوۡسَيۡنِ أَوۡ أَدۡنَىٰ

Sehingga jaraknya (sekitar) dua busur panah atau lebih dekat (lagi).

فَأَوۡحَىٰٓ إِلَىٰ عَبۡدِهِۦ مَآ أَوۡحَىٰ

Lalu disampaikan wahyu kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. (Surah An-Najm: 8-10).

“Makhluk yang menembus ke dalam qaba qawsain aw adna kemudian menerima hikmah atas perjumpaan dengan Allah, fatadalla dan Rasul sampaikan itu kepada umatnya agar menjadi pelajaran dan tuntunan untuk mendekatkan diri kepada Allah,” kata Mursyid Qadiriyah tersebut.

Acara yang dihadiri oleh dua ratus mahasiswa tersebut ditutup dengan doa yang dibaca oleh Syekh Yusri Rusydi yang dilanjutkan dengan ramah tamah.