Manaqib di Masjid Syekh Tolhah, Pak Guru Zuki Jelaskan Amaliah TQN
Cirebon – Setelah menghadiri manaqib di Pontren Suryalaya Sabtu kemarin (16/2) rombongan TQN Malaysia melanjutkan perjalanan ke Cirebon. Rombongan sejumlah 42 orang dipimpin H. Mohd. Zuki As Syuja’ bin Syafei, wakil talqin yang berdomisili di Kedah.
Di Cirebon rombongan disambut oleh pengurus Lembaga Dakwah TQN didampingi ikhwan dan akhwat. Setelah silaturrahim dan jamuan makan malam Pak Guru Zuki memimpin ziarah ke Sunan Gunung Jati dan Syekh Tolhah.
Pagi ini, Ahad (17/2) pengurus Cirebon mengadakan Manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jailani (qs) di Masjid Khalwat Syekh Tolhah. Masjid ini dahulunya adalah tempat khalwat Mursyid TQN ke-35 dan tempat penggemblengan murid-muridnya. Salah satu di antara muridnya adalah Syekh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad, pelanjut kemursyidan.
Mengawali tausiyah Pak Guru Zuki memperkenalkan rombongan yang dibawa. “Rombongan yang saya pimpin dari berbagai negara bagian di Malaysia. Ada yang dari Pahang, Terengganau, Kelantan, Perak, Negeri Sembilan, Kuala Lumpur, Perlis, Kedah dan Johor,” ujar Pengasuh Pondok Remaja Inabah 1 Malaysia.
Pak Guru Zuki menceritakan pengalamannya mencari jalan untuk mendekat kepada Allah SWT. “Semua perjalanan yang dilalui sampai bertemu dengan Pangersa Abah Anom adalah takdir yang sangat disyukuri. Termasuk saat ini, saat kita dipertemukan di masjid yang mulia ini.” ungkap wakil talqin yang diangkat Abah Anom pada 13 Desember 1986.
Muballigh kelahiran tahun 1954 ini masih ingat pada tahun 1993 mengambil plan (rancangan) dari Masjid Khalwat Syekh Tolhah untuk diterapkan di Malaysia. Pak Guru Zuki membangun rancangan tempat khalwat atas perintah Pangersa Abah Anom.
“Untuk pengetahuan ibu-ibu dan bapak-bapak, masjid ini pada tahun sembilan belas sembilan puluh tiga saya sudah mengambill plan-nya. Dulu ada ruang khalwat. Saya bangunkan di tempat saya sendiri, seperti inilah waktu itu … persis seperti ini plan-nya di kampung saya di Pulau Bidin.”
Selanjutnya Pak Guru Zuki menjelaskan amaliah TQN yang menjadi pegangan bagi murid-murid Pangersa Abah Anom. “Amalkan sebaik-baiknya guna mencapai keselamatan dunia maupun akhirat,” katanya.
Sesuai dengan pengamalan yang disampaikan guru mursyid, amalan harian dikerjakan setiap selesai shalat fardhu yaitu dzikir jahri dan khafiy. Tanbih merupakan panduan hidup, bagaimana hablum minallah dan hablum minannas. Untuk menjaga hubungan dengan para mursyid dengan tawassul. Sementara khataman adalah permohonan dan manaqib menuai hasilnya.
Kegiatan ditutup dengan talqin dzikir . “Mudah-mudahan masjid ini menjadi buah untuk menghidupkan bibit kalimat Laa ilaah illalaah yang telah ditanam oleh guru mursyid.” tutupnya. (Idn)
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______