Dalam kegiatan amaliah Manaqib bulanan yang digelar di Masjid al Mubarak, Jakarta Timur, Ahad (12/12) lalu, KH. Wahfiudin Sakam menyampaikan khidmah ilmiah di hadapan ikhwan akhwat TQN Pontren Suryalaya.
Kiai asal Betawi itu menegaskan bahwa Allah memang berkehendak menguji manusia, sebagaimana firman Allah Swt;
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? (Al-Ankabut: 2).
Itu sebabnya, jangan mengaku-ngaku beriman karena itu akan memastikan datangnya ujian. Bahkan Allah menguji manusia dengan berbagai macam ujian, sebagaimana firman-Nya.
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (Al-Baqarah: 155).
“Ujian itu pasti dan selalu ada. Hidup di dunia ini bukan untuk menikmati, bukan untuk bersenang-senang. Kalau sudah tidak kuat diuji, sudah gak mau diuji ya, minta diakhiri hidup ini,” ujar Wakil Ketua MUI Pusat Komisi Pendidikan dan Kaderisasi.
Kiai Wahfi mengatakan bahwa musibah bagi orang yang jahat adalah uqubah atau hukuman, bagi orang baik adalah fitnah atau bala (ujian). Sedangkan bagi yang tidak terkena langsung itu adalah tanbih (peringatan).
Dalam kesempatan itu, Kiai Wahfi juga mengingatkan bahayanya dosa riba. Hati hati yang terlibat utang piutang dengan riba. Dan riba itu berat dosanya. Sebagaimana riba juga adalah salah satu dosa besar yang diungkap oleh nabi Saw.
Kiai Wahfi menilai bahwa mayoritas masyarakat terlibat riba melalui prosedur cicilan. Padahal menurutnya, cicilan itu bisa dilakukan tanpa riba. Yakni dengan memilih prosedur dan akad yang sesuai syariah.
“Niatkan saja untuk keluar dari transaksi riba. Sepanjang niatnya untuk tidak terjebak riba maka apa yang kelihatannya menyulitkan InsyaAllah akan mudahkan. Tapi kalau memang sudah riba, segala hal yang kelihatannya meringankan sebenarnya di balik itu ada dosa besar, dan dosa itu akan muncul dalam bentuk musibah-musibah yang menyusahkan,” papar Wakil Talqin Abah Anom tersebut.
Sebab kata Kiai Wahfi, kita tidak pernah tahu sebenarnya musibah yang kita alami bisa jadi dari dosa riba yang dilakukan. Jadi menurut Dewan Pengawas Syariah Laznas DPF dan Dompet Dhuafa itu, sudah semestinya kita membersihkan diri dari segala transaksi riba. Tahan diri karena sekali lagi, riba itu dosa besar, jangan terlalu disepelekan, pungkasnya.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______