Jangan Salah, Ini Karamah Terbesar bagi Seorang Mursyid Tarekat

Salah satu kriteria ketat seorang Mursyid thariqah ialah mempraktikkan akhlak Nabi Muhammad Saw, serta mengagungkan syariatnya, tidak berkata sembarangan terlebih lagi mencela atau menyematkan sesuatu yang tidak pantas kepada kaum mukminin.

Di dalam kitab Husnut talaththuf fi bayani wujubi sulukit tasawuf karya Al ‘Allamah Sayyid Abdullah bin Muhammad As Shiddiq Al Ghumari Al Hasani, dinukil pesan Imam Abul Abbas al-Mulassam.

Tidaklah seseorang menjadi qutub, autad, dan wali kecuali meraka bersikap takzim (memuliakan) kepada Rasulullah, mengetahui laku kehidupannya, mengagungkan syariatnya, serta mempraktikkan adab-adab (akhlak) Nabi Saw.

Pendiri tarekat Syadziliyah Imam Abul Hasan As Syadzili Al Ghumari ra. juga menekankan bahwa siapa yang mengajak orang lain menuju Allah mesti sebagaimana diajarkan Rasulullah Saw, bukan tanpa bekal ilmu dan minus kearifan.

Siapa yang mengajak orang lain menuju Allah tapi tidak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah maka itu omong kosong.

Baca juga: Ini Perbedaan Karamah dan Istidraj

Beliau juga berkata bahwa tarekat bukanlah jalan yang sama dengan cara hidup yang ditempuh oleh para pendeta (biarawan), juga tidak sekedar makan gandum ataupun kurma kering, tetapi sabar dalam menjalankan segala perintah Allah dan yakin terhadap hidayah-Nya. Hal tersebut sesuai dengan firman-Nya

Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar dan yakin kepada ayat-ayat Kami. [Surah As-Sajdah: 24]