Isra’ Mi’raj Dalam Maqam Sufistik

Nabi Muhammad Saw pernah diperjalankan oleh Allah dengan perjalanan horizontal dan vertikal

Ini juga menunjukan rasa kasih sayang-Nya terhadap hamba-hamba-Nya. Bernegosiasi ini diterapkan oleh manusia dalam sehari-hari terutama dalam hal bermuamalah (horizontal). Namun Nabi Saw bernegosiasi dalam hal ibadah shalat (vertikal). Atas sifat rahmat-Nya maka Allah Swt mengetahui batas kesanggupan setiap hamba-Nya didalam melaksanakan perintah-perintah-Nya sebagaimana Dia Swt juga mengetahui bahwa kemampuan setiap mereka tidaklah sama, ada dari mereka yang mampu melaksanakan setiap kali shalat lima waktunya di awal waktu, ada yang kadang-kadang saja bahkan ada yang dilakukan sendirian di akhir waktu dan sebagainya namun mereka semua tetap dihitung telah melaksanakan kewajibannya. Ada dari manusia yang mampu mengkhatamkan al-Qur’an setiap tiga hari, lima hari, seminggu, setengah bulan, sebulan atau mungkin lebih dari itu.

Dan diantara rahmat Allah kepada umat ini adalah diberikannya keringanan terhadap jumlah shalat yang harus dilakukan setiap muslim mulai dari lima puluh kali hingga akhirnya menjadi lima kali. Musa as mengkhawatirkan bahwa shalat yang lima puluh kali itu tidak akan sanggup dilaksanakan oleh umat Muhammad Saw, sebagaimana dikatakan oleh al Qurthubi bahwa hikmah dari pengkhususan Musa dengan meminta Nabi Muhammad Saw kembali ke Tuhannya dalam perintah shalat memungkinkan bahwa umat Musa pernah dibebankan dengan beberapa shalat yang tidak dibebankan kepada umat-umat sebelumnya dan hal itu cukup memberatkan mereka.

Untuk itu, Musa khawatir hal ini juga terjadi pada umat Muhammad Saw, yang ditunjukkan dengan perkataannya,”Sesungguhnya aku telah merasakan hal ini sebelummu.”

Allah Swt selain menetapkan kewajiban kepada hamba-hamba-Nya, Dia Swt juga memperhatikan berbagai kemaslahatan dan kebaikan bagi mereka di dalam menjalankan berbagai perintah-Nya tersebut. Allah Swt tidak menginginkan adanya kesempitan dan kesulitan didalam menjalankan agamanya sehingga dapat membawa mudhrat bagi pemeluknya, sebagaimana firman-Nya:

يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

Artinya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al Baqarah : 185).


Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi