Ilmu Amaliah Amal Ilmiah, Dahulukan Ilmu Baru Amal
Ilmu dan amal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain
Salah satu prinsip dari ajaran TQN yang selalu digaungkan adalah ilmu amaliah amal ilmiah. Ilmu dan amal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Bahkan ‘ilmu amaliah amal ilmiah’ ini juga dijadikan motto Perguruan Tinggi IAILM Suryalaya.
Kolerasi antara ilmu dan amal misalnya bisa kita lihat dalam kitab Minhajul Abidin, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al Ghazali mengutip hadis yang mengatakan;
Ilmu adalah pemimpin amal, dan amal adalah pengikutnya (ilmu) (HR. Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Bayan al Ilmi wa Fadhlihi (268) dari Muadz bin Jabal, juga diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Al Hilyah (1/238).
Jadi secara asal, ilmu itulah yang mesti diikuti, karenanya dahulukan ilmu dari ibadah. Menarik, ada dua alasan paling tidak yang dikemukakan Imam Ghazali mengapa ilmu dan amal tidak bisa dipisahkan, dan ilmu mesti didahulukan dibanding amal.
Baca juga: Jangan Sembarang Mengaku Sufi Tasawuf Itu Ilmu dan Amal
Pertama, agar bisa beribadah dan selamat. Karena yang wajib pertama kali dalam beribadah ialah mengenal yang disembah, baru kemudian menyembah-Nya.
Bagaimana kamu menyembah Tuhan yang tidak kamu ketahui nama-nama dan sifat dan sifat-Nya? Apa yang wajib bagi-Nya dan apa yang mustahil bagi-Nya. Jangan-jangan atau barangkali kamu meyakini – wal’iyadzu billah – hal-hal yang bertentangan dengan sifat-sifat-Nya yang menyebabkan ibadahmu menjadi sia-sia (bagai debu yang beterbangan).
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______