Filosofi Hidup Bahagia Prof. Ahmad Tafsir

Beliau mengajarkan bahwa yang penting dari sesuatu itu adalah esensinya dan fungsinya

Tahun ini kita kehilangan seorang tokoh penting dan berpengaruh yaitu Prof. Dr. H. Ahmad Tafsir, MA. Beliau adalah seorang Guru Besar dalam Ilmu Pendidikan Islam di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Selain itu, beliau mengajar di beberapa program pascasarjana seperti IAILM Suryalaya, UNISBA Bandung, UIKA Bogor, Universitas Darussalam Ciamis, UPI Bandung dan beberapa perguruan tinggi lainnya. Selain itu beliau juga adalah seorang Wakil Talqin Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya.

Selama mengenal beliau ketika menjadi mahasiswanya, ada banyak hal yang menginspirasi saya terutama ajaran dan keteladanannya tentang pentingnya hidup sederhana. Beliau mengajarkan bahwa yang penting dari sesuatu itu adalah esensinya dan fungsinya. Contohnya, kalau kita membeli sebuah jam tangan fungsi utamanya adalah untuk mengetahui waktu. Mobil fungsi utamanya adalah alat transportasi. Rumah fungsi utamanya adalah sebagai tempat tinggal, dan sebagainya.

Apa yang membuat hidup kita menjadi susah menurut Ahmad Tafsir adalah ketika kita ingin memiliki sesuatu yang tujuannya sudah di luar fungsi utamanya tadi. Misalnya ada orang yang ingin memiliki mobil bagus biar kelihatan bahwa ia orang yang mampu. Lalu memaksakan diri membeli mobil tersebut dengan cara mencicil yang besar cicilannya di luar kemampuannya. Akhirnya hidupnya jadi susah.

Baca juga: Bagaimana Matematika Kebahagiaan Menurut Filsuf?

Kenapa jadi susah? Ya, karena untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang pokok seperti belanja untuk makan, biaya sekolah anak, dan kebutuhan sehari-hari lainnya yang lebih penting menjadi terganggu karena gajinya hampir habis untuk membayar cicilan mobil. Itu semua dilakukannya untuk memenuhi gaya hidup hedonisme. Filsafat hedonisme mengajarkan bahwa kebahagiaan hidup itu bisa dicapai ketika seseorang bisa hidup senang dan memiliki apa yang diinginkannya.

Pertanyaannya, apakah benar orang-orang yang terlihat hidupnya mewah, hartanya berlimpah dan memiliki segala yang diinginkannya hidupnya bahagia? Belum tentu, bahkan bisa jadi hidupnya malah lebih susah. Mengapa? Karena ia hidupnya banyak direpotkan dengan mengurus hartanya, bahkan ia lupa dengan dirinya sendiri. Lebih celakanya lagi, orang yang sibuk mengurus hartanya lalu lupa dengan tuhannya.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi