Di Rumah Membangun Makrifat

Pada awal tahun 2020 CoViD-19 telah menjadi pandemi, seluruh dunia berjuang menanggulangi wabah yang telah berdampak luas.

Salah satu protokol kesehatan WHO yang telah menjadi kebijakan berbagai negara untuk menghindari wabah tersebut adalah melakukan social and physical distancing dengan berdiam diri di rumah masing-masing.

Banyak hikmah dan pelajaran dengan adanya kebijakan tersebut. Kita kembali ke rumah dan berdiam diri bersama keluarga, bekerja dan beribadah dari rumah.

Baca juga: Pendaki Yang Tersesat Lupa Jalan Pulang

Rumah tangga adalah pilar pendidikan utama yang memiliki peran strategis bagi pembangunan karakter manusia. Inilah momen peran edukatif keluarga bisa dimaksimalkan sehingga semua anggota keluarga bisa saling memahami diri dan keluarganya. Keluarga adalah sekolah atau madrasah pertama yang menentukan kepribadian anak dalam memandang hidup dan kehidupannya.

Hikmah lain dari prosesi diam di rumah yaitu membangun kemakrifatan diri (self understanding). Kalau dalam proses haji ada rukun pokok yang disebut wuquf di Arafah, maka diam diri di rumah bisa dianalogikan pada wuquf tersebut.

Secara fungsi memiliki tujuan yang sama; proses mengistirahatkan fisik (hibernasi), memberhentikan sementara (waqf) untuk menggerakkan aspek ruhani diri agar lebih mengenal jati diri dan menemukan Sang Ilahi Rabbi.

Inilah proyek besar yang sejatinya harus digali dari kebijakan berdiam di rumah. Menggunakan waktu untuk melakukan instropeksi diri (muhasabah al nafs), menimbang amal masa lalu untuk menghadapi kehidupan masa depan yang lebih abadi.

Sebagaimana perintah Allah wal tandzur nafsun maa qaddamat lighad. Semua pencerahan ruhani spiritual intelektual dari tradisi agama apapun memiliki prosesi berdiam diri. Ada tahannus atau khalwat Nabi di Goa Hira, ada nyepi dan bertapa pada tradisi Jawa.

Pada tradisi tarekat ada juga istilah wuquf qalbi, wuquf zamani wal makani dan wuquf adadi. Kesemuanya mengarahkan kepada pencapaian ma’rifah al nafs (pemahaman akan jati dirinya) dan ma’rifatullah (memahami akan keberadaan Allah).

Baca juga: IBJ Turun ke Bantar Gebang Distribusikan Paket Sembako

Ada beberapa langkah untuk mencapai kemakrifatan; muhasabatun nafs (mawas diri), tazkiyah nafs (pensucian diri) dengan bertaubat dan zuhud, mujahadatun nafs (melakukan amal secara serius) dan muraqabatun nafs (merasa bersambung dan bersama-Nya).

Mari gunakan kebijakan berdiam di rumah selama wabah CoViD-19 ini sebagai momentum peningkatan pemahaman dan kesadaran diri. Insya Allah hasilnya akan berdampak sistemik bagi kehidupan ke depan baik di dunia maupun akherat.

Semoga selalu ada pelajaran dan hikmah yang difahamkan pada kita semua.

(Dr. H. Imam Hanafi Aljauhari M.Ag., Ketua YSB Pontren Suryalaya Korwil Jawa Tengah, Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Pekalongan, Litbang Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia (APDI), Mustasyar NU Pekalongan, Lajnah SDM JATMAN)


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi