Cara Ikhwan TQN Mengikuti Jejak Nabi Muhammad Saw
Kemuliaan dan keagungan nabi Muhammad Saw diakui bukan oleh orang Islam
Kedua, mengikuti akhlaknya Rasulullah Saw, karena dalam diri Rasulullah Saw ada suri tauladan yang harus kita ikuti. Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 21.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Kita tidak pernah pertemu dengan Rasulullah Saw. Kita tidak pernah melihat secara langsung bagaimana Rasulullah Saw berakhlak. Namun kita telah bertemu dengan pewaris nabi yakni para ulama. Kalau kita ingin mengikuti akhlaknya Rasulullah, ikuti saja akhlaknya para ulama dan waliyullah.
Baca juga: Wasiat Nabi Untuk Selalu Mencintai Ahlul Bait
Sebagai ikhwan TQN Pondok Pesantren Suryalaya kita patut bersyukur, karena kita telah dipertemukan Allah dengan ulama waliyullah, Syekh KH. Abdullah Mubarok Bin Nur Muhamad ra (Abah Sepuh) dan Syekh KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin ra (Abah Anom).
Beliau adalah guru mursyid kamil mukkamil. Beliaulah yang telah mewariskan kepada murid-muridnya, pedoman bagaimana berakhlak baik kepada Allah (hamblum minallah) dan kepada manusia (hablum minnaas). Panduan tersebut adalah Tanbih, wasiat dari guru untuk murid-muridnya. Tanbih merupakan perwujudkan akhlak yang telah diajarkan oleh Allah Swt dan Rasulullah Saw serta diramu oleh guru agung. Kita simak beberapa isi tanbih berikut ini;
- Terhadap orang-orang yang lebih tinggi daripada kita, baik zahir maupun batin, harus kita hormati, begitulah seharusnya hidup rukun, saling menghargai.
- Terhadap sesama yang sederajat dengan kita dalam segala-galanya, jangan sampai terjadi persengketaan, sebaliknya harus bersikap rendah hati, bergotong royong dalam melaksanakan perintah agama dan negara, jangan sampai terjadi perselisihan dan persengketaan, kalau-kalau kita terkena firman-Nya “adzabun aliim”, yang berarti duka nestapa untuk selama-lamanya dari dunia sampai dengan akhirat (badan payah, hati susah).
- Terhadap orang-orang yang keadaannya di bawah kita, janganlah hendak menghinakannya atau berbuat tidak senonoh, bersikap angkuh, sebaliknya harus belas kasihan dengan kesadaran, agar mereka merasa senang dan gembira hatinya, jangan sampai merasa takut dan liar, bagaikan tersayat hatinya, sebaliknya harus dituntun dibimbing dengan nasehat yahng lemah-lembut yang akan memberi keinsyafan dalam menginjak jalan kebaikan.
- Terhadap fakir-miskin, harus kasih sayang, ramah tamah serta bermanis budi, bersikap murah tangan, mencerminkan bahwa hati kita sadar. Coba rasakan diri kita pribadi, betapa pedihnya jika dalam keadaan kekurangan, oleh karena itu janganlah acuh tak acuh, hanya diri sendirilah yang senang, karena mereka jadi fakir miskin itu bukannya kehendak sendiri, namun itulah kodrat Tuhan.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______