Budaya Kerja Berbasis Tanbih TQN Suryalaya

Di tengah hiruk pikuk dunia kerja modern yang seringkali berorientasi pada profit semata, konsep budaya kerja berbasis spiritualitas menjadi semakin relevan. Salah satu contoh yang menarik adalah budaya kerja yang terinspirasi dari nilai-nilai Tanbih Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN) Suryalaya.

Tanbih, yang merupakan wasiat dari Syekh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad (Abah Sepuh), adalah pedoman hidup komprehensif yang tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga hubungan antar sesama dan dalam beraktivitas sehari-hari, termasuk dalam lingkup pekerjaan.

Mengadopsi Tanbih dalam budaya kerja berarti mengintegrasikan nilai-nilai luhur keislaman dengan praktik profesional, menciptakan lingkungan yang tidak hanya produktif tetapi juga penuh makna dan keberkahan.

Inti dari budaya kerja berbasis Tanbih terletak pada penekanan ketaatan, keikhlasan, dan tanggung jawab. Ketaatan tidak hanya berarti mematuhi peraturan dan hierarki organisasi, tetapi juga ketaatan terhadap prinsip-prinsip moral dan etika yang diajarkan dalam agama.

Setiap pekerjaan, sekecil apa pun, dianggap sebagai bentuk ibadah dan amanah dari Allah SWT. Ini menumbuhkan rasa tanggung jawab yang mendalam, di mana karyawan tidak hanya bekerja untuk memenuhi target atau mendapatkan gaji, tetapi juga untuk mendapatkan ridha Ilahi. Dengan mindset seperti ini, kualitas pekerjaan akan meningkat secara signifikan karena didorong oleh motivasi internal yang kuat, bukan hanya paksaan eksternal.

Selain itu, Tanbih sangat menekankan pentingnya silaturahmi dan hubungan baik antar sesama. Dalam konteks budaya kerja, nilai ini mendorong terciptanya lingkungan yang rukun, kolaboratif, dan saling menghargai. Konflik diminimalisir melalui sikap rendah hati, empati, dan kesediaan untuk saling membantu.