Kualitas keimanan seseorang bisa dilihat dari bagaimana cara memperlakukan istrinya. Hal tersebut bukan tanpa alasan, karena Rasulullah Saw sendiri yang mengabarkan hal tersebut.
Nabi Saw bersabda, “Kaum mukmin yang imannya paling sempurna ialah yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik akhlaknya kepada istrinya.” (HR. Tirmidzi).
Nabi sebagai teladan hidup yang paripurna, tidak pernah membebani istrinya, beliau menyulam pakaian dan menjahit sendalnya yang robek sendiri. Di tengah kesibukannya beliau tetap membantu pekerjaan rumah.
Dengan demikian, ciri suami yang baik adalah mereka yang memperlakukan istrinya penuh hormat dan kasih sayang serta tanggung jawab.
Rasulullah sendiri adalah sosok yang romantik, mesra, hangat penuh cinta. Hal tersebut dengan mudah disimpulkan jika melihat beberapa riwayat bagaimana Nabi memperlakukan istrinya.
Satu waktu Shafiyah bersama Rasulullah Saw dalam suatu perjalanan. Hari itu ialah jatah bagiannya. Tetapi Shafiyah lambat jalannya, lantas Rasulullah Saw menghadap padanya dan Shafiyah pun menangis sambil berkata, engkau membawaku naik di atas unta yang lamban. Maka seketika Rasulullah Saw dengan kedua tangannya menghapus air mata yang mengalir dari kedua matanya. (HR. An Nasai).
Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah ra, bahwasannya Rasulullah Saw meletakkan kepalanya di pangkuanku, lalu kemudian membaca (Al Qur’an), sedangkan aku pada saat itu sedang haid. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat yang lain Rasulullah meletakkan mulutnya di bekas tempat minum istrinya dan makan daging di bekas gigitan istrinya. Bahkan beliau mandi junub bersama istri dengan mengambil air dari satu bejana yang sama secara bergantian.
Dan masih banyak riwayat lain yang menggambarkan keromantisan rumah tangga beliau bersama istrinya. Termasuk bagaimana beliau memanggil istri beliau dengan panggilan yang mesra.
Artinya Rasulullah Saw bukan hanya memenuhi kebutuhan fisik dan biologis istri, tapi juga memenuhi kebutuhannya psikologisnya. Rasulullah Saw mengenal bagaimana perangai dan karakteristik orang-orang yang dikasihinya.
Apa yang diteladankan oleh Rasulullah Saw ini amat penting untuk diangkat. Sebab mengabaikan kebutuhan psikologis istri bisa mengancam keutuhan dan kedamaian serta keharmonisan rumah tangga.
Berikut di antara hal yang bisa membantu Anda memenuhi kebutuhan psikologis istri:
Seringlah Utarakan Sayang dan Cinta
Sering Mencium dan Memeluknya
Mendukung Istri
Mengajaknya Jalan-Jalan
Memberi Apresiasi
Berolahraga Bersama
Peka Terhadap Kebutuhan dan Keinginan Istri
Namun terkadang, hal-hal yang sederhana sudah sangat membuatnya bahagia. Misalnya mau mengasuh dan bermain bersama anak, mengantar dan menemaninya berbelanja, serta menjadi ayah ASI yang selalu membantu istri saat menyusui atau pun membiarkan istri memiliki me time sejenak.
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
______