Apapun Masalahnya, Dzikir Solusinya?

Suatu saat saya akan menghadap Pangersa Abah Anom di Madrasah Pondok Pesantren Suryalaya. Di depan Abah Anom sudah ada seorang tamu laki-laki yang usianya sudah agak tua. Tiba-tiba tamu tersebut terlihat menangis, lalu Pangersa Abah bertanya, “sudah.. sudah… ada apa?”

Lalu sambil tersedu-sedu tamu tersebut bercerita, “Begini Abah, saya belum lama sudah menikahkan anak saya, karena saya tidak punya biaya lalu saya pinjam sana-sini. Akhirnya saya banyak utang dan menjadi pusing karena banyak yang nagih. Saya belum bisa melunasinya. Jadi saya bingung Abah, harus bagaimana?”

Sambil tersenyum Pangersa Abah menjawab dengan tenang, “Ya sudah kamu tenang saja, perbanyaklah berdzikir kepada Allah, khataman, dan bangun malam. InsyaAllah, nanti ada jalan keluar. Semoga Allah membukakan pintu kebahagiaan dunia dan akhirat.”

Baca juga: Alasan Logis Mengapa Kita Memohon Makrifat Sebelum Dzikir?

Mungkin sudah ribuan bahkan jutaan orang yang datang menghadap Pangersa Abah Anom dengan membawa permasalahan yang berbeda-beda. Ada yang keluarganya berantakan, perusahaannya bangkrut, mau naik jabatannya, anaknya nakal, dan sebagainya. Pangersa Abah selalu menasihatkan, “Perbanyaklah Dzikir.”

Dalam benak saya lalu muncul pertanyaan, “Mengapa dzikir dapat menjadi solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi manusia?” Saya akan mencoba menjawab pertanyaan tadi dari perspektif psikologi. Dalam Al-Quran Allah berfirman “Sesungguhnya dengan berdzikir kepada Allah hati akan menjadi tenang.”