Abah Sepuh dengan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan

Diriwayatkan oleh salah seorang wakil talqin Abah Sepuh yang sangat dipercaya oleh beliau

Di sini terlihat bahwa Abah Sepuh memberikan contoh pelajaran kepada kita, yang pertama, bahwa selama kita hidup harus terus menuntut ilmu sampai akhir hayat. Kita walau sudah mempunyai ilmu pengetahuan tentang sesuatu, jangan berpuas diri dan menganggap bahwa ilmu kita sudah cukup.

Coba bayangkan, seorang Abah Sepuh saja yang sudah dipesan oleh Syekh Tholhah ra bahwa Abah Sepuh inilah yang akan meneruskan sebagai Syekh Mursyid Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah masih bertanya kepada seorang Waliyullah seperti Syekh Abdul Muhyi, apakah harus mengambil ajaran tarekat lain lagi?

Sungguh suatu sikap tawadhu yang mencerminkan kebesaran pribadi Abah Sepuh yang harus kita tiru dan teladani, dan itulah sifat seorang sufi sejati, tidak merasa sombong dan takabur, tapi selalu bersikap mawas diri, tidak merasa malu untuk bertanya.

Hal kedua yang dapat diambil pelajaran oleh kita adalah, dalam hal ini Abah Sepuh ingin menyampaikan pesan kepada murid-murid beliau, bahwa ajaran Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah yang telah diberikan oleh Abah Sepuh merupakan suatu ajaran yang paling utama bagi seluruh umat muslimin di seluruh dunia hingga akhir zaman, dan pesan itu bukan Abah Sepuh yang menyampaikan, tetapi disampaikan atau dipesankan oleh seorang Waliyullah yaitu Syekh Abdul Muhyi ra.

Baca juga: Shalawat Bani Hasyim, Antara Karamah Abah Sepuh dan Khasiatnya

Sudah tentu ada hikmah lain di balik itu semua dan hanya Allah Swt dan Abah Sepuh yang tahu, sedangkan kita cukup mengambil pelajaran sesuai kemampuan nalar kita.

Abah Anom dalam buku karya beliau Miftah Ash-Shudur, ada menuliskan berbagai keutamaan dan keistimewaan zikrullah ini, lengkap dengan dalil dan dasar hukum Al-Qur’an dan Haditsnya.

Perihal zikrullah yang diajarkan oleh Abah Sepuh ini pernah dibuatkan perumpamaan sederhana oleh alm. Kiai Fakih, Wakil Talqin Abah Sepuh, sebagai berikut; apabila kita menyebut pintu, maka jendela tidak terbawa. Apabila kita menyebut jendela, maka atap genting tidak terbawa. Tapi kalau kita menyebut rumah, maka pintu, jendela, atap genting ikut terbawa semua.

Bagi para pembaca yang belum pernah ditalqin, kami persilahkan untuk datang berkunjung ke Pondok Pesantren Suryalaya dan melihat serta mendengar apa dan bagaimana zikrullah yang diajarkan oleh Abah Sepuh dan Abah Anom.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi