Wejangan Pangersa Abah Anom di Bulan Ramadhan

Salah satu wejangan beliau di bulan Ramadhan ini ialah agar kita memperbanyak qiyamullail

“Selama Ramadhan ini perbanyaklah qiyamullail, karena hal ini merupakan makanan yang sangat baik untuk ruhani kita. Sehingga ruhani kita akan terisi dan kuat serta terbukanya kebahagiaan dunia dan akhirat,” demikian wejangan Pangersa Abah Anom pada Ramadhan 1413 H sebagaimana dirilis LDTQN Pontren Suryalaya.

Salah satu wejangan beliau di bulan Ramadhan ini ialah agar kita memperbanyak qiyamullail. Qiyamullail secara bahasa artinya menegakkan malam, tetapi yang dimaksud dengan hal itu bukanlah sekadar bangun malam tetapi menegakkan atau menghidupkan sebagian waktu malam dengan aneka ibadah untuk taat dan mendekatkan diri pada Allah Swt.

إِنَّ نَاشِئَةَ ٱلَّيۡلِ هِيَ أَشَدُّ وَطۡـٔٗا وَأَقۡوَمُ قِيلًا

Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan. (Surah Al-Muzzammil ayat 6)

Allah Swt menjelaskan hikmah qiyamullail, yakni di antaranya lebih memiliki pengaruh kuat dalam membenahi qalbu, mendisiplinkan nafsu, serta di waktu itu ucapan (kalimat thayyibah) lebih bermanfaat dan berdampak. Bacaan dzikir dan Al Qur’an di kala itu juga lebih utama dibandingkan siang, karena suasana batin yang lebih mendukung pada khusyuk dan ikhlas. Bukan hanya itu kondisi yang hening juga lebih mengantar pada hadirnya qalbu dan fokus untuk beribadah kepada Allah Swt.

Baca juga: Wejangan Pangersa Abah Anom Yang Universal

Kendati shalat di waktu malam ini lebih berat dibanding shalat di waktu siang, karena menggunakan waktu tidur, tetapi karena pendengaran, penglihatan, qalbu dan lisan tidak terganggu dengan hal lain, maka ia lebih memiliki pengaruh untuk memperkuat spiritualitas seseorang. Inilah yang diucapkan Pangersa Abah, bahwa qiyamullail merupakan makanan yang sangat baik untuk ruhani kita.

Analogi yang dibuat oleh Syekh KH. Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin qs ini menegaskan bahwa bukan hanya tubuh fisik jasmani saja yang perlu diberikan makanan, tapi juga ada dimensi ruhani yang mesti diperhatikan. Jika tubuh jasmani bisa lemah dan sakit tatkala tak diberi makan, maka demikian pula bila ruhani diabaikan tak diberi nutrisi dan makanan tentu ia juga akan lemah, lunglai, letih, lemas, loyo, dan lesu.

Dalam hal ini, Pangersa Abah Anom mengajarkan paradigma Islami menyangkut manusia. Bahwa ia tak sekadar jasmani atau tubuh fisik biologis tapi menegaskan bahwa ada sisi ruhani yang mungkin sebagian banyak orang mengabaikannya. Dengan kalimat lain, pandangan beliau dalam wejangan ini menghapus paradigma materialistik yang memandang manusia hanya secara materi, bahwa materi adalah esensi dari manusia.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
______
Rekomendasi