Tujuan dan Maksud Manaqib Syekh Abdul Qadir Al Jailani

Kegiatan manaqiban di Indonesia berkembang sesuai perkembangan Islam di Indonesia

Kegiatan manaqiban di Indonesia berkembang sesuai perkembangan Islam di Indonesia terutama di pulau Jawa. Para wali, dai serta muballigh yang menyampaikan dakwah Islam mengajarkan ilmu tasawuf dan pengamalannya dalam tarekat mu’tabarah, yang di antaranya ada manaqiban. Manaqib sampai hari ini terus dilestarikan dan oleh masyarakat Islam dijadikan sebagai sarana dakwah Islam yang efektif.

Dalam buku Tajudz Dzakir Fi Manaqib As-Syekh Abdul Qadir Jailani yang merupakan terjemahan manaqib Syekh Abdul Qodir dalam bahasa Indonesia disebutkan maksud dan tujuan dari manaqib.

Pertama, mengharap rahmat Allah, keberkahan, serta kifarat dosa sebagaimana sabda Rasulullah Saw.

ذكر الصّالِحِينَ كَفَّارَة عَنِ الذُّنوبِ وَعِندَ ذِكرِ الصَّالِحِينَ تَنْزلُ الرحمة وَتَحْصُلُ البركات

Memperingati orang-orang shalih akan memperoleh kifarat dosa dan pada peringatan tersebut akan turun rahmat dan memperoleh berkah.

Baca juga: Hukum Membaca, Mendengarkan dan Memperingati Manaqib

Kedua, mengembangkan dan melestarikan pengamalan Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah sebagai salah satu jalan untuk mendapat ridha Allah, kasih sayang-Nya, dan mengenal lebih dekat kepada-Nya.

Ketiga, terwujudnya insan hamba Allah yang beriman, bertaqwa, beramal shalih dan berakhlak karimah sufiah.

Keempat, mencontoh, mengikuti jejak langkah untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, di antaranya melalui para waliyullah.

وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ

Dan hendaklah kamu mengikuti jalan orang-orang yang sudah kembali (tobat) kepada-Ku. (QS. Luqman: 15)

Baca juga: Ciri Wali Yang Disebutkan Dalam al Qur’an

Kelima, merasa cinta (mahabbah) dan menghormati keturunan (dzurriyyah) nabi dan Syekh Abdul Qadir qs adalah keturunan dari Rasulullah Saw.

Oleh sebab itu, siapa yang mencintai wali Allah sama halnya dengan mencintai Nabi Muhammad Saw. Namun sebaliknya, siapa yang membenci wali-Nya, sama halnya dengan membenci Nabi Muhammad Saw. Oleh karenanya siapa yang anti kepada manaqibnya wali terlebih memusuhinya, sebenarnya ia telah menyatakan perang kepada Allah. Nabi bersabda:

مَنْ عَادَى لِي وَلِيَّا فَقَدْ أَذَنْتُهُ بِالحَرْبِ

Siapa yang memusuhi wali-Ku, sungguh Aku izinkan perang padanya (HR. Bukhari). []


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi