Tiga Kedudukan Dzikir Menurut Pangersa Abah Anom (Bagian I)

Pangersa Abah Anom menjadikan dzikir sebagai hal yang paling utama

Dalam muqaddimah kitab Miftahus Shudur, KH. Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin QS menyatakan tiga kedudukan dzikir. Pertama sebagai hal yang paling agung dan utama. Kedua, amalan yang paling utama dalam mendekatkan diri pada Allah Swt. Ketiga, wasilah yang paling menghubungkan manusia dengan Tuhannya.

Pangersa Abah Anom menjadikan dzikir sebagai hal yang paling utama tentu berdasarkan bimbingan dan tuntunan ilahi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al Ankabut ayat 45.

وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ

Dan (ketahuilah) mengingat Allah itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain).

Baca juga: Dzikir Metode Tarbiyah dari Syekh Mursyid

Dzikir dengan segala jenis dan bentuknya lebih utama dan lebih besar dari segala sesuatu yang lain. Karena dzikir mengingat Allah dalam setiap keadaan adalah bukti kebenaran iman dan hubungannya yang baik dengan Allah Swt. Ingatnya seorang hamba hanya kepada Allah adalah hal terbesar. Sebagaimana diungkap oleh para ulama salaf,

ولذكر العبد لله – تعالى-، أكبر من سائر الأعمال

Sungguh ingatnya seorang hamba kepada Allah ta’ala lebih besar dari seluruh amal

Diriwayatkan Imam Ahmad dari Mu’adz Bin Jabal, ia berkata: Tidak ada amalan yang dilakukan anak Adam yang dapat menyelamatkannya dari azab Allah di hari kiamat, selain mengingat Allah.

Yang dimaksud dzikrullah ialah segala hal yang mencakup ucapan baik dan setiap bentuk amal shalih yang dilakukan seorang muslim dengan ikhlas dan khusyuk, dan yang paling utama dari ucapan dan perbuatan itu ialah tasbih, tahmid, takbir, tahlil, dan shalat serta yang terkandung di dalamnya berupa ucapan dan perbuatan.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi