Sepuluh Karamah Memuliakan Sepuluh Hari Dzulhijjah

Nabi Muhammad Saw telah menerangkan sebelumnya mengenai keutamaan sepuluh Dzulhijjah

Di dalam kitab Ghunyatut Thalibin yang disusun oleh Sulthanul Aulia, Syekh Abdul Qadir Al Jailani (470 – 561 H) disebutkan, bahwa siapa yang memuliakan sepuluh hari (awal Dzulhijjah) ini, niscaya Allah memuliakannya dengan sepuluh karamah (kemuliaan).

Adapun sepuluh karamah tersebut ialah ada keberkahan dalam usianya, bertambah hartanya, terjaga keluarganya, kesalahan-kesalahannya terhapuskan, kebaikan-kebaikannya dilipatgandakan, mendapat kemudahan dalam menghadapi sakaratulmaut, bersinar di tengah kegelapannya, memberatkan timbangannya (di akhirat), selamat dari neraka yang rendah serta naik ke derajat surga yang tinggi.

Selain itu Imamul ‘Arifin juga menyebutkan keutamaan berbuat kebajikan dalam sepuluh hari tersebut.

ومن تصدق في هذه الأيام العشر بصدقة على مسكين ، فكأنما يصدق على رسل الله وأنبيائه ، ومن عاد فيها مريضاً فكأنما عاد أولياء الله وبدلائه ، ومن شيع جنازة فكأنما شيع جنائز شهدائه ، ومن كسا مؤمناً كساه الله تعالى من حلله، ومن لطف فيها بيتيم لطف الله تعالى به في القيامة تحت ظل عرشه ، ومن حضر مجلساً من مجالس العلم فكأنما حضر مجالس أنبياء الله ورسله .

Siapa yang bersedekah di sepuluh hari ini dengan sedekah pada orang miskin, maka dia seakan-akan meneguhkan/mengakui kebenaran para rasul Allah dan para nabi-Nya. Siapa yang menjenguk orang sakit di dalamnya, maka ia seakan-akan mengunjungi para wali Allah dan wali abdal-Nya. Siapa yang mengantarkan jenazah maka dia seakan-akan mengantar jenazah para syuhada-Nya. Siapa yang memberi pakaian kepada seorang mukmin, Allah ta’ala memakaikannya dari pakaian-pakaian-Nya. Siapa yang melapangkan anak yatim di dalamnya, Allah menentramkannya di bawah naungan arsy-Nya, dan siapa yang menghadiri satu majelis ilmu, maka dia seakan-akan menghadiri majelisnya para nabi dan rasul-Nya.

Baca juga: Ini Perbedaan Karamah dan Istidraj

Nabi Muhammad Saw telah menerangkan sebelumnya mengenai keutamaan sepuluh Dzulhijjah tersebut di antaranya dalam hadis berikut,

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ؟ قَالَ : وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

Tidak ada hari-hari yang amal shalih lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (10 awal Dzulhijjah ). Para sahabat bertanya: “tidak juga daripada jihad di jalan Allah ?” Beliau bersabda, “jihad di jalan Allah pun tidak, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi”. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ، وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ، مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ، فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ

Tiada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amalan di dalamnya yang lebih dicintai oleh-Nya dari pada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama Dzulhijjah). Maka perbanyaklah tahlil, takbir dan tahmid di dalamnya. (HR. Ahmad).

Bulan Dzulhijjah termasuk di antara bulan haram yang empat selain Dzulqa’dah, Muharram, dan Rajab. Allah Swt memerintahkan agar kita memuliakan bulan haram, sehingga amal kebajikan di dalamnya akan dilipatgandakan demikian pula sebaliknya apabila kita melakukan dosa dan kemaksiatan. []


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi