Tasawuf, Ihsan dan Profesionalitas

Jakarta – Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim tentang percakapan antara malaikat Jibril As dan Rasulullah Saw, dinyatakan bahwa agama terdiri atas tiga hal, Islam, Iman dan Ihsan. Dari Islam melahirkan ilmu syari’ah (fiqh), dari Iman melahirkan ilmu ushuluddin (teologi), dari ihsan melahirkan ilmu tasawuf.

Ihsan secara general berarti menyembah Allah seakan melihat Allah, dan yakin dilihat Allah. Adapun secara literal berarti kebaikan. Ada pula makna ihsan yang tak dapat diabaikan, yaitu profesionalitas, etis kerja yang maksimal. Itulah firman Allah Swt, “…alladzi ahsana kulla syai’ khalqah…”  yang artinya, (Allah) yang memperindah segala sesuatu yang Ia ciptakan… (QS. As-Sajdah: 7).

Rasulullah Saw menegaskan tentang konteks profesionalitas dalam makna ihsan “Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku ihsan atas segala sesuatu. Maka, jika kalian membunuh, bunuhlah dengan cara ihsan dan jika kalian menyembelih, menyembelihlah, maka sembelihlah dengan cara ihsan…” (HR. Al-Bukhari). Lalu Rasulullah Saw menerangkan cara menyembelih dengan ihsan itu, yaitu dengan menajamkan pisau dan membuat nyaman hewan sembelihan.

Jika kepada hewan yang hendak disembelih saja harus maksimal dan profesional, apalagi dalam kehidupan secara umum. Jika ihsan (baca: profesionalitas) ini dimiliki kaum muslimin khususnya ahli thariqah, maka umat Islam umumnya dan ahli thariqah khususnya akan menjadi umat yang produktif. Inilah karakter sesungguhnya seorang ahli tarekat, merasa melihat Allah dan yakin dilihat Allah, berlaku baik dan profesional.

Oleh: Ust. Mukhrij Shidqy


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi