Ketahanan pangan menjadi masalah serius di berbagai negara di dunia. Indonesia jika tak berhati-hati pun tak luput dari problem global tersebut. Bencana kelaparan terjadi di negara dengan ekonomi yang tengah merosot. Terlebih di masa pandemi yang bisa dibilang memporak-porandakan ekonomi global.
Islam yang menekankan keharmonisan sosial dan keseimbangan sebetulnya paling vokal dalam menyerukan kedamaian. Kedamaian yang dikehendakinya niscaya dengan keharmonisan.
Bagaimana hukum ditegakkan, harta tidak dimonopoli kaum tertentu, ekonomi yang berkeadilan, serta politik yang beretika serta menjunjung nilai-nilai kejujuran dan kebenaran.
Stimulus yang dilakukan instrumen dalam ajaran Islam seperti zakat dan wakaf dinilai berkontribusi dalam mencegah kelaparan dan mewujudkan ketahanan pangan.
Belum lagi semangat persaudaraan dan hubungan silaturahim yang terus diperbaiki dan diperkuat, secara pasti dari dalam menyatukan spirit kemanusiaan dan merajut kesatuan kemanusiaan.
Nabi Muhammad Saw sebagai role model umat manusia hendaknya diteladani. Nilai dan ajaran-ajarannya kembali dihidupkan untuk kemaslahatan bersama. Sebab misi yang beliau bukan untuk keegoisan pribadi melaikan rahmat bagi semesta.
Beliau dan para ulama yang meneladani beliau mesti kembali “dihadirkan” dalam kehidupan saat ini. Bukan hanya nama, sejarah dan kisah perjuangannya, tapi bagaimana kasih sayang dan cintanya yang besar itu bisa terpatri dalam setiap umatnya. Sehingga lahir rasa kepedulian dan empati terhadap sesama.
Baca Juga: Syekh Abdul Qadir Meninggalkan Maksiat Lebih Prioritas dari Melakukan Taat
Kebutuhan pokok bagi manusia adalah kebutuhan sandang. Manusia memerlukan makanan dan minuman yang bisa membantunya memperoleh energi untuk beraktivitas. Tanpanya, manusia bisa lemah, lunglai tak berdaya bahkan kehilangan nyawa.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______