Nu’aiman Sembelih Unta Tamunya Rasulullah Saw

Suatu hari, Rasulullah Saw kedatangan tamu seorang baduwi dengan mengendarai unta. Orang itu masuk ke dalam masjid menemui Rasulullah Saw, sementara untanya ditinggal di halaman masjid.

Beberapa orang menghampiri sahabat nabi yang bernama Nu’aiman. “Bagaimana kalau kau sembelih unta ini,” usul mereka kepada Nu’aiman.

“Kami ingin sekali makan daging unta. Biar nanti Rasulullah yang mengganti.” Nu’aiman ra benar-benar melaksanakan usul yang konyol itu. Unta itu benar-benar disembelihnya.

Sementara tamu yang ada di dalam masjid bersama Rasulullah Saw sudah selesai urusannya. Setelah keluar, tamu itu kaget. Dia mendapati untanya telah mati disembelih.

“Muhammad!” teriak si baduwi itu. “Untaku di sembelih.”

Baca juga: Peran Rasulullah Saw Yang Dilanjutkan Guru Mursyid

Rasulullah Saw bergegas keluar menemui orang-orang yang ada di halaman masjid.

“Siapa yang melakukan ini?” tanya beliau.

“Nu’aiman,” jawab mereka.

Mereka pun beramai-ramai mencarinya. Akhirnya Nu’aiman itu ketahuan bersembunyi di rumah Dhuba’ah binti Zubair bin Abdil Mutthalib, di dalam jurang yang atasnya ditutupi pelepah kurma.

“Saya tidak melihatnya, ya Rasulallah!” teriak seseorang kepada Rasulullah Saw sambil menunjukkan tempat persembunyian Nu’aiman ra. Bibirnya bilang tidak melihat, tetapi tangannya malah menunjukkan. Rasulullah Saw segera menghampiri tempat itu, lalu mengeluarkan Nu’aiman dari dalam jurang.

“Mengapa kau lakukan ini?” tanya Rasulullah Saw kepada Nu’aiman.

Baca juga: Ini Beberapa Mukjizat Rasulullah Saw Yang Kasatmata

“Orang-orang yang menunjukkan tempatku ini kepadamu. Mereka yang menyuruhku,” jawab Nu’aiman ra.

Marahkah Rasulullah? Karena dipermalukan kepada tamunya? Sama sekali tidak. Beliau mengusap wajah Nu’aiman yang berdebu dan baru saja kejatuhan pelepah kurma, sementara Rasulullah tersenyum, lalu mengganti unta si baduwi itu.

Dikutip dari buku Biarkan Hatimu Tertawa yang bersumber dari Asad al-Ghabah fi Ma’rifat as-Shahabah, juz 4, hal. 250