Mengenang Maulana Syaikh Muhammad Nazim Adil Al-Qubrusi Al-Haqqani

Nama lengkapnya Syaikh Muhammad Nazim Adil Al-Qubrusi Al-Haqqani. Beliau dilahirkan di Larnaca, Siprus, pada hari Ahad 26 Sya`ban 1340 H bertepatan dengan tanggal 23 April 1922.

Siprus adalah sebuah negara pulau di Laut Tengah bagian timur, ±113 km di sebelah selatan Turki dan 120 km di sebelah barat Suriah. Ibukota Siprus adalah Lefkosia (Nikosia).

Kota penting lainnya adalah Lemesos (Limassol), Larnaca, Paphos, Ammochostos (Famagusta) dan Kyrenia. Semenjak tahun 1974, di bagian utara ada Republika Turki Siprus Utara yang hanya diakui oleh Turki.

Dari sisi ayah, beliau adalah keturunan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani qs., pendiri thariqat Qadiriah. Dari sisi ibunya, beliau adalah keturunan Jalaluddin Rumi, pendiri thariqat Mawlawiyyah, yang keduanya merupakan keturunan Hassan ra. dan Hussein ra., cucu Nabi Muhammad saw.

Selama masa kanak-kanak di Siprus, beliau selalu duduk bersama kakeknya, salah seorang Syaikh thariqat Qadiriah untuk belajar spiritualitas dan disiplin. Tanda-tanda luar biasa telah nampak pada Syaikh Nazim kecil, tingkah lakunya sempurna. Tidak pernah berselisih dengan siapapun, beliau selalu tersenyum dan sabar. Kedua kakek dari pihak ayah dan ibunya melatih beliau pada jalan spiritual.

Ketika remaja, Syaikh Nazim sangat diperhitungkan karena tingkat spiritualnya yang tinggi. Setiap orang di Larnaca mengenal beliau, karena dengan umur yang masih amat muda mampu menasihati orang-orang, meramal masa depan dan dengan spontan membukanya.

Ayahnya mengirim beliau ke sekolah umum pada siang hari dan sorenya belajar ilmu-ilmu agama. Beliau seorang yang jenius diantara teman-temannya. Setelah tamat sekolah ( setara SMU ) Syeikh Nazim menghabiskan malam harinya untuk mempelajari thariqat Mawlawiyyah dan Qadiriah. Beliau mempelajari ilmu Shariah, Fiqih, ilmu tradisi, ilmu logika dan Tafsir Qur’an.

Beliau mampu memberikan penjelasan hukum tentang masalah-masalah Islam secara luas. Beliau juga mampu berbicara bagi orang-orang dari segala tingkatan spiritual. Beliau di beri kemampuan untuk menjelaskan masalah-masalah yang sulit dalam bahasa yang jelas dan mudah.

Setelah tamat SMA di Siprus, Syaikh Nazim pindah ke Istambul pada tahun 1359 H / 1940, dimana kedua saudara laki-laki dan seorang saudara perempuannya tinggal. Beliau belajar tehnik kimia di Universitas Istambul, di daerah Bayazid.

Pada saat yang sama beliau memperdalam hukum Islam dan bahasa Arab kepada Syaikh Jamaluddin al-Lasuni, yang meninggal pada th 1375 H / 1955 M. Shaykh Nazim meraih gelar sarjana pada tehnik kimia dengan hasil memuaskan dibanding teman-temannya.

Ketika Professor di universitasnya memberi saran agar melakukan penelitian, beliau katakan, ”Saya tidak tertarik dengan ilmu modern. Hati saya selalu tertarik pada ilmu-ilmu spiritual.”

Selama tahun pertama di Istambul, beliau bertemu dengan guru spiritual pertamanya, Syaikh Sulayman Arzurumi, seorang Syaikh dari thariqat Naqsybandi yang meninggal pada th. 1368 H / 1948 M. Sambil kuliah Syaikh Nazim belajar pada beliau sebagai tambahan dari ilmu thariqat yang telah dimilikinya yaitu Mawlawiyyah dan Qadiriah. Biasanya beliau akan terlihat di masjid sultan Ahmad, bertafakur sepanjang malam.

Syaikh Nazim menuturkan, “Disana aku menerima barakah dan kedamaian hati yang luar biasa. Aku shalat subuh bersama kedua guruku, Syaikh Sulayman Arzurumi dan syaikh Jamaluddin al-Lasuni. Mereka mengajariku dan meletakkan ilmu spiritual dalam hatiku. Aku mendapat banyak penglihatan spiritual agar pergi menuju Damaskus, tapi hal itu belum diizinkan. Sering aku melihat Nabi Muhammad memanggilku menuju ke hadapannya. Ada hasrat yang mendalam agar aku meninggalkan segalanya dan untuk pindah menuju kota suci Nabi.”

Syaikh Nazim berkata, “Suatu hari ketika hasrat hati ini semakin kuat, aku diberi “penglihatan” itu. Guruku , Syaikh Sulayman Arzurumi datang dan menepuk pundakku sambil mengatakan,’Sekarang sudah turun izin. Rahasia-rahasia, amanat, dan ajaran spiritualmu bukan ada padaku. Aku menahanmu karena amanat sampai engkau siap bertemu dengan guru sejatimu yang juga guruku sendiri yaitu Syaikh Abdullah ad-Daghestani. Beliau pemegang kunci-kuncimu. Temui beliau di Damaskus. Izin ini datang dariku dan berasal dari Nabi.’ (Syaikh Sulayman Arzurumi adalah salah satu dari 313 awliya thariqat Naqsybandi yang mewakili 313 utusan.)”

Syaikh Nazim kemudian ke Damaskus. Selama perjalanan ke Damaskus, di beberapa tempat pemberhentian ia belajar kepada para ulama, beribadah dan tafakur. Kemudian beliau melanjutkan perjalanan ke seluruh penjuru Siprus. Beliau juga mengunjungi Libanon, Mesir, Saudi Arabia dan tempat-tempat lain untuk mengajar thariqat Sufi.

Syaikh Nazim kembali ke Damaskus pada tahun 1952 ketika beliau menikahi salah satu murid Grand Syaikh Abdullah, yaitu Hajjah Amina Adil. Sejak saat itu beliau tinggal di Damaskus dan mengunjungi Siprus setiap tahunnya, yaitu selama 3 bulan pada bulan Rajab, Sya`ban, dan Ramadhan.

Syaikh Nazim dan keluarganya tinggal di Damaskus, dan keluarganya selalu menyertai bila Syaikh Nazim pergi ke Siprus. Syaikh Nazim mempunyai dua anak perempuan dan dua anak laki-laki.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi