Meneladani Sunnah Mursyid, Ziarah Sebagai Warisan Pendidikan di TQN Suryalaya
Ziarah wali jadi sarana tazkiyah, tajdid niat dan warisan spiritual TQN Suryalaya
Ziarah dalam tradisi Islam merupakan amalan yang dianjurkan Rasulullah SAW. Ia bukan hanya bentuk penghormatan terhadap orang-orang yang telah wafat, tetapi juga sarana mengingat akhirat dan memperhalus hati. Sabda Nabi Muhammad SAW menyatakan:
“Dulu aku melarang kalian ziarah kubur. Sekarang berziarahlah, karena ia dapat mengingatkan kalian kepada akhirat.” (HR. Muslim)
Ziarah ke makam para wali dan orang saleh dalam khazanah Islam juga menjadi bagian dari upaya mendapatkan keberkahan (barakah) melalui perantara (wasilah) para kekasih Allah yang telah lebih dahulu menghadap-Nya.
Dalam konteks tasawuf, ziarah tidak hanya menjadi ekspresi rasa hormat, tapi juga sarana tazkiyah al-nafs (penyucian jiwa), tajdid al-niyyah (pembaharuan niat), serta penguatan hubungan ruhaniyah dengan para pendahulu.
Baca juga: Teladani Abah Anom, Civitas Akademika IAILM Ziarah Wali Songo
Ziarah sebagai Sunnah Guru Mursyid
Dalam lingkungan Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN) Suryalaya, ziarah merupakan salah satu sunnah yang dijalankan dan dicontohkan langsung oleh Guru Mursyid, Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin ra., atau yang dikenal sebagai Abah Anom. Beliau adalah sosok mursyid kamil yang tidak hanya mengajarkan zikir lisan, tetapi juga membimbing para ikhwan untuk membangun zikir kehidupan — adab, khidmat, dan kesetiaan kepada jalur thariqah.
Salah satu wujud dari sunnah tersebut adalah kebiasaan beliau melaksanakan ziarah ke makam para wali, baik di tanah Sunda maupun dalam konteks lebih luas seperti Wali Songo. Ziarah yang beliau lakukan bukan semata ritual, tetapi merupakan jalan untuk menyambung mata rantai ruhani, menguatkan mahabbah kepada para pendahulu dakwah, dan meneguhkan kembali niat berjuang di jalan Allah.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______