Ketika Abunawas masih menjalani kehidupan yang penuh maksiat, ia pernah mendapat teguran dari seseorang yang belum dikenalnya.
”Wahai Abu Hani (nama asli Abunawas), apabila engkau tidak bisa menjadi garam yang melezatkan makanan, maka janganlah engkau menjadi lalat yang menjijikkan yang merusak hidangan itu”.
Mendengar teguran itu, Abunawas tersentak. Konon setelah itu ia bertaubat, memperbaiki diri hari demi hari hingga akhirnya menjadi salah satu ulama sufi yang sangat zuhud.
Teguran hakekatnya adalah sebuah nasehat.
Hidup tidak lepas dari masalah. Selama masih hidup tentu akan menemui berbagai macam masalah. Tantangannya, bagaimana kita menyikapinya?
Kita bisa memilihi menjadi problem solver atau bahkan problem maker, menjadi part of the solution atau part of the problem.
Allah berfirman dalam QS Al-Anfal : 1,
…”Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman.”
Kita memiliki kewajiban berperan dalam mendamaikan atau setidak-tidaknya terlibat dalam memecahkan problematika yang ada di masyarakat.
Salah satu tujuan ibadah adalah menumbuhkan akhlak dan menjadikan manusia mempunyai empati serta kepedulian yang tinggi bagi sesama. Orang yang tidak memiliki dua hal tersebut menunjukkan jiwa kemanusiaannya telah mulai memudar.
Rasulullah SAW bertanya kepada sahabat, ”Maukah kalian aku kabarkan tentang derajat yang lebih mulia dari puasa, shalat dan sedekah?.
Mereka menjawab, ”Ya, wahai Rasulullah.”
Rasulullah SAW bersabda, ’Yaitu mendamaikan antar sesama (yang berselisih).”
Kemudian baginda nabi mengatakan, siapa yang merusak hubungan antar sesama maka perbuatan itu akan memutus segala kebaikan dan akan mengantarkannya kepada kesengsaraan.
Transformasi akhlak adalah upaya mengenalkan nilai-nilai kemuliaan akhlak melalui keteladanan. Keteladanan adalah contoh nyata keterlibatan kita menjadi problem solver.
Sebagai pengamal tarekat tentu telah mendapatkan bimbingan yang intensif dari guru mursyid. Bimbingan dilakukan dengan mengamalkan amaliah yang telah diajarkan dan menekuni disiplin berbagai ilmu untuk mewujudkan karya.
Dua aktivitas itu sering disebut dengan dzikir dan pikir. Perpaduan kedua hal itu menghasilkan akhlak yang termanifestasi dalam sebuah karya.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______