Kisah Kesabaran Ulama yang Menakjubkan
Allah telah memasukkanku ke dalam Jannah dan dikatakan kepadaku di dalamnya
“Iya benar”, jawabku. Lalu katanya, “Padahal berapa banyak orang yang menyembah berhala, salib dan sebagainya dan mereka juga sakit? Mereka merugi di dunia dan akhirat…!!”
“Banyak sekali”, jawabku. “Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas orang banyak tersebut,” katanya.
Pak Tua terus menyebut kenikmatan Allah atas dirinya satu-persatu dan aku semakin takjub dengan kekuatan imannya. Ia begitu mantap keyakinannya dan begitu rela terhadap pemberian Allah.
Betapa banyak pesakitan selain beliau, yang musibahnya tidak sampai seperempat dari musibah beliau, mereka ada yang lumpuh, ada yang kehilangan penglihatan dan pendengaran, ada juga yang kehilangan organ tubuhnya, tapi bila dibandingkan dengan orang ini, maka mereka tergolong ‘sehat’. Pun demikian, mereka meronta-ronta, mengeluh dan menangis sejadi-jadinya, mereka amat tidak sabar dan tipis keimanannya terhadap balasan Allah atas musibah yang menimpa mereka, padahal pahala tersebut demikian besar.
Aku pun menyelami fikiranku makin jauh, hingga akhirnya khayalanku terputus saat pak Tua mengatakan, “Hmm… bolehkah kusebutkan permintaanku sekarang, maukah kamu mengabulkannya?”
“Iya, apa permintaanmu?” kataku.
Maka ia menundukkan kepalanya sejenak seraya menahan tangis, ia berkata, “Tidak ada lagi yang tersisa dari keluargaku melainkan seorang bocah berumur 14 tahun, dia lah yang memberiku makan dan minum, serta mewudhukan aku dan mengurusi segala keperluanku, sejak tadi malam ia keluar mencari makanan untukku dan belum kembali hingga kini. Aku tak tahu apakah ia masih hidup dan diharapkan kepulangannya, ataukah telah tiada dan kulupakan saja, dan kamu tahu sendiri keadaanku yang tua renta dan buta, yang tidak bisa mencarinya…”
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______