KH. Wahfiudin Sakam beserta tim dari LDTQN Jakarta akan melakukan Safari Tasawuf Ramadhan (STR), mulai tanggal 07 hingga 14 April 2022. Safari tersebut akan menyasar Jawa Tengah sebelah selatan. Mulai dari Banjarnegara, Banyumas, DI Yogyakarta, Sleman, Sukoharjo, Karanganyar hingga Gunung Kidul.
“Setelah menempuh perjalanan sejak hari Ahad ke Makassar dan Gorontalo. Dan kami akan melanjutkan tugas safari dakwah ke wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Setelah bulan lalu kami menyelenggarakan safari dakwah ke Jawa Tengah sebelah utara,” ujar KH. Wahfiudin Sakam dalam video yang diterima TQN News, Rabu (06/04).
Wakil Talqin KH. Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin tersebut mengaku, bahwa safari dakwah adalah hal yang biasa dilakukan terutama di bulan Ramadhan. Dan itu dilakukan sejak 15 atau 17 tahun yang lalu.
“Dan kami melakukannya dengan kesadaran sebagai murid dari Wali Mursyid Abah Anom,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Kiai asal Betawi itu menuturkan, bahwa dalam thariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah, struktur itu cuma dua, yakni Wali Mursyid atau Guru Mursyid dan murid.
Hanya ada dua itu, tidak ada yang lain dan tidak ada lagi diantara keduanya, tegasnya.
Baca juga: Kiai Wahfi Program Kerja LDTQN Mesti Smart
Menurutnya, pada saat kita ditalqin dzikir oleh Wali Mursyid, secara langsung atau melalui wakil talqinnya, kita sudah diberikan ijazah. Ijazah artinya kebolehan. Kita sudah diijazahkan (dibolehkan) untuk mengamalkan seluruh amaliah-amaliah TQN. Ini pesan pertamanya.
Karena itu sebagai murid, kita punya kewajiban mengamalkan, mengamankan, dan melestarikan.
Kiai Wahfi kemudian menjelaskan apa yang dimaksud dengan mengamalkan. Menurutnya, yang dimaksud dengan mengamalkan adalah mengamalkan (ajaran TQN) semampu kita. Sebagaimana perintah Allah dalam Al Qur’an.
فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُمۡ
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu. [Surah At-Taghâbun: 16].
“Bertakwalah kalian kepada Allah semampu kamu. Banyak orang datang menghadap Abah Anom. Abah saya begini, kami begini, kami begitu. Pesan Abah amalkan saja, dzikirkan saja. Artinya semampunya,” ucapnya.
Mantan Mudir Aam JATMAN itu menyebut, Safari Tasawuf Ramadhan ini (STR) adalah bagian, upaya, ikhtiar dari pada murid dan calon-calon murid Abah Anom untuk mengamalkan amaliah TQN.
Amankan TQN
Pesan keduanya ialah, kewajiban sebagai murid adalah mengamankan. Mengamankan dari gangguan-gangguan terhadap amaliah dan perkembangan TQN. Kalau dari pihak luar, jelas kita semua harus mengamankan ajaran TQN dari pihak-pihak luar yang mau merusak TQN.
“Tapi, janganlah kita yang justru di dalam merusak TQN itu sendiri. Nampaknya yang lebih perlu diamankan bukan dari faktor luar tetapi dari faktor dalam,” sambungnya.
Baca juga: LDTQN Harus Memberi Perhatian Besar Pada Kaderisasi
Amankan TQN, lanjutnya, dari perpecah belahan, amankan TQN dari rebutan kuasa dan pengaruh. Amankan TQN dari pengelompokan-pengelompokan. Amankan amaliah TQN dari perubahan-perubahan ajaran. Entah itu menyisipkan, menambah atau menguranginya. Amalkan semampunya jangan mengubah-ubah, singkatnya.
Wakil Ketua MUI Pusat Komisi Pendidikan dan Kaderisasi itu juga menyampaikan pesan kepada para penyelenggara.
Jangan ada niat macam-macam. Kita menyelenggarakan kegiatan kursus tasawuf (KT) dan kursus pendalaman tasawuf (Kupat) di titik-titik Safari Tasawuf Ramadhan ini, bukankah untuk mencari pengaruh, memperbanyak pengikut, mengangkat diri, popularitas, membanggakan diri. No, jangan!
Niatkan kita menyelenggarakan kegiatan Safari Tasawuf Ramadhan ini, semata-mata karena ingin mengamalkan untuk diri kita, mengamankan, dan memberi penjelasan-penjelasan tentang bagaimana amaliah TQN yang sesungguhnya.
Kiai Wahfi juga mengajak untuk mengamankan diri kita semua dari penyakit qalbu.
“Dan kita amankan diri kita dari takabur. Kita amankan diri kita dari riya’. Amankan diri kita dari ujub merasa bangga. Amankan diri kita bahwa menyelenggarakan kegiatan ini bukan untuk rebutan pengaruh, rebutan kuasa, rebutan organisasi, rebutan lain-lain, tidak!,” tuturnya.
Sebaliknya, ini semua hanya menjalankan kewajiban sebagai murid, amalkan, amankan, dan lestarikan. Niatkan saja untuk amaliah sebagai murid Abah Anom. Maka guru Mursyid akan membimbing kita.
Lestarikan TQN dengan Kaderisasi
Pesannya yang ketiga ialah setelah mengamalkan dan mengamankan, maka kita punya kewajiban melestarikan.
Siapa pun kita, sebagai murid Abah Anom. Tidak peduli apakah kita orang pandai atau orang bodoh, orang kaya atau kita orang miskin. Apakah kita dikenal sebagai ustadz, muballigh, atau pengurus berbagai organisasi dengan segala tingkatannya. Kita semua adalah murid. Tugas kita melestarikan ajaran ini.
Baca juga: Kursus Tasawuf Online Puluhan BMI Hongkong Ikut Talqin Dzikir
Kiai Wahfi menekankan bahwa melestarikan yang paling tepat adalah dengan melakukan kaderisasi.
Maka kunjungan Safari Tasawuf Ramadhan ini dalam rangka melestarikan. Terutama ditujukan kepada orang-orang di luar TQN. Mereka yang belum mengerti TQN, mereka yang merasa perlu bimbingan TQN tapi belum paham dan belum ketemu jalannya. Mereka itulah yang menjadi sasaran utama dakwah kita.
“Oleh sebab itu, kaderisasi memperbanyak kader ini, memperkokoh kader ini menjadi kewajiban bagi kita semua. Yang berharta, mari berikan dukungan dengan hartanya. Yang punya tenaga, berikan dukungan dengan tenaganya. Yang punya ilmu berikan dukungan dengan ilmunya. Yang punya jabatan di organisasi manapun, gunakan otoritas kewenangan jabatannya,” ajak Kiai yang hilir mudik sebagai dai di dunia pertelevisian nasional.
Kiai Wahfi mengingatkan bahwa kita semua hanya murid. Kalau kita tidak mampu atau tidak sempat memberikan dukungan setidak-tidaknya jangan mengganggu atau menghambat. Hati-hati, jaga qalbu, jaga hati nurani.
Jangan menebarkan kecurigaan. Jangan menebarkan teror dengan menakut-nakuti. Jangan menyebarkan prasangka-prasangka. Jangan menyebarkan gosip ataupun hoaks untuk memperlambat, mempersulit atau membatalkan Safari Tasawuf Ramadhan.
Karena STR, sekali lagi adalah upaya murid dari seorang guru Mursyid. Dukung, kerja sama, bagi yang mau, mampu dan berkesempatan. Tetapi kalau tidak mau, tidak mampu, dan tidak berkesempatan, setidaknya tidak menimbulkan gangguan.
Baca juga: Pesan Abah Anom Agar Pengamal TQN Belajar Ilmu Keislaman
Hanya Ada Guru Mursyid dan Murid
Lalu, pesannya yang keempat, beliau menegaskan kembali. Dalam struktur tarekat, hanya ada dua posisi, wali mursyid dan murid. Posisi-posisi dan struktur-struktur serta jabatan lain itu tidak terkait dengan ketarekatan. Itu lebih terkait dengan urusan keduniawian saja.
Dan kita semua sebagai murid, punya kewajiban mengamalkan, mengamankan dan melestarikan semampu kita. Karena itu tidak perlu ada rasa dengki, hasud di antara sesama kita. Tidak perlu ada kompetisi, persaingan di antara sesama kita. Apalagi kalau tujuannya, alasan-alasan keduniawian.
“Semua murid Abah Anom yang ingin mengamalkan, mengamankan dan melestarikannya kita dukung dengan semampu kita juga. Kalau kita tidak mampu mendukungnya, setidak-tidaknya kita diam tidak menimbulkan hambatan atau kecurigaan lain-lain,” terangnya.
Hati-hati jangan sampai justru di bulan Ramadan ini, Allah berikan laknat kepada kita karena kita merusak silaturahim, memecah-belah murid-murid Abah Anom dengan macam-macam cara. Jangan sampai di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Justru guru Mursyid kita menghentikan keberkahannya kepada kita.
Baca juga: Pesan Pangersa Abah Anom Agar Langkah Kita Tidak Kosong
Kiai Wahfi mengajak kepada semua murid Abah Anom, baik yang terlibat atau tidak terlibat dalam penyelenggaraan Safari Tasawuf Ramadhan untuk memperbanyak istighfar di bulan Ramadhan.
“Perbanyak istighfar dan lakukanlah amal saleh dengan segala macam bentuknya. Banyak jalan menuju Allah, banyak cara untuk menjadi murid Abah Anom yang baik. Lakukanlah, lakukanlah semampunya masing-masing, saling menghormati, saling mencintai, saling mendoakan, saling memaafkan, saling mengasihi, mengasah, asih dan asuh. Insya Allah kita semua akan selalu berada dalam jalan lurus, lurus menuju Allah Swt,” pungkasnya.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______