Keutamaan Dzikir Yang Ditalqin dari Qalbu Yang Hidup
Bersyukur kita sudah ditalqin oleh Syekh Mursyid yang memiliki qalbu yang hidup
Benih kalimat tauhid atau dzikir nafi dan itsbat dalam tarekat harus diambil dari seseorang yang memiliki qalbu yang hidup (min qalbin hayyin) (Miftahus Shudur, juz I, hlm. 4). Sehingga benih dzikir tersebut menjadi benih unggul dan dapat tumbuh menjadi pohon yang bagus. Akarnya menghunjam kokoh, cabangnya menjulang ke langit dan buahnya terus bermunculan dengan ijin Allah.
Siapakah orang yang memiliki qalbu yang hidup itu? Jawabannya ialah Syekh Mursyid. Ia yang mentalqinkan dzikir jahr dan khafi. Adapun para wakil talkin adalah petugas yang ditunjuk Syekh Mursyid sebagai semacam penyambung lidah dalam mentalqin.
Baca juga: Bagaimana Aspek Batin dalam Ber-TQN Suryalaya?
Qalbu yang hidup memiliki ciri. Dalam Sirrul Asrar (hlm. 30) disebutkan,
”Fa kama la yanamu al-qalbu al-hayyu, fakadzalika la yamutu.” (Sebagaimana qalbu yang hidup tidak tidur, maka ia juga tidak mati).
Demikian seorang Syekh Mursyid yang mentalqinkan dzikir, qalbunya terus hidup dengan dzikir khafi, walaupun tubuhnya sedang tidur atau sudah wafat.
Dzikir nafi dan itsbat dilakukan dalam keadaan memiliki wudhu yang sempurna, dzikir dengan pukulan yang keras dan suara yang kuat, supaya menghasilkan cahaya dzikir dalam batin orang yang berdzikir, sehingga qalbunya menjadi hidup abadi dengan dzikir khafi.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______