Haul Gus Dur di Kalsel: Merawat Tradisi Merajut Hati
Guru bangsa, kyai, sekaligus pahlawan bagi banyak kalangan di negeri ini
Banjarmasin – Gus Dur adalah guru bangsa, kyai, sekaligus pahlawan bagi banyak kalangan di negeri ini. Sudah 6 tahun berlalu, hari kepergiannya masih terus diperingati. Haul Gus Dur digelar di berbagai tempat, tak hanya di kediamannya di Ciganjur, Jakarta namun juga di Kalimantan Selatan.
Bertempat di kantor PWNU Kalimantan Selatan, Jl. A. Yani KM. 12, Gambut, Kab. Banjar, komunitas “Gusdurian” menggelar acara haul ke-6 Gus Dur tadi malam (29/12) dengan menghadirkan tokoh-tokoh lintas agama.
Acara yang bertema “Merawat Tradisi Merajut Hati” itu menyuguhkan testimoni para tokoh yang hadir tentang sosok Gus Dur. “Gus Dur memang sudah wafat. Tapi beliau masih terasa hadir di tengah-tengah kita,” ujar Anthony Subiakto, wakil dari etnis Tionghoa Kalimantan Selatan.
Selama hidupnya, Almarhum KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memang memiliki pergaulan luas dengan berbagai kalangan dan kelompok sosial. Perhatian cucu KH Hasyim Al Asy’ari, pendiri NU, terhadap kaum yang sering diperlakukan tidak adil ini menjadikan Gus Dur sebagai pahlawan kaum tertindas.
Saat menjabat sebagai presiden ke-4, Gus Dur mencabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 1967, yang melarang segala hal yang berbau Tionghoa. Imlek kemudian ditetapkan sebagai hari libur fakultatif.
“Masyarakat Tionghoa tidak akan pernah melupakan Gus Dur,” tutur Anthony, yang saat ini menjabat wakil ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) itu.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______