Sebelum TQN Pontren Suryalaya masuk SMPN 269, keadaan sekolah amburadul karena menjadi sarang narkoba. Tempat pestanya para pemakai dan penjual obat-obatan terlarang. Tempat para pemuda-pemudi bermaksiat. Bahkan sering ditemukan anak-anak atau remaja yang meninggal karena OD (Over Dosis).
Kesan seram dan angker mewarnai sekolah ini. Maklum, namanya sekolah bekas kuburan, hampir tiap bulan terjadi kesurupan massal.
Lingkungan sekitar, RT, RW, Kelurahan pun tak sanggup mengatasi lingkungan yang begitu kumuh dan semrawut dengan anak-anak nakalnya.
Apalagi kepala sekolah yang notabene bukan orang yang lahir di daerah tersebut. Tak ada satu pun yang sanggup, mampu melarang orang luar masuk sekolah.
Baca juga: Ini Bahayanya Orang Lalai Berdzikir Menurut Abah Anom
Yang perlu pembaca ketahui, peristiwa nyuntik, ngegele, memakai obat-obatan terlarang itu terjadi kadang siang hari ketika para siswa sedang belajar. Bisa dibayangkan malam harinya bisa seperti apa SMPN 269 ini.
Pernah ada kepala sekolah yang melarang, tapi yang terjadi malah justru kepala sekolah itu dimaki-maki dengan kata-kata yang kasar, diajak berkelahi.
Akhirnya pihak sekolah pun tidak bisa berbuat apa-apa untuk dapat membuat lingkungan sekolah ini nyaman, aman, tertib dan indah.
Tempat shalat masjid begitu gersang, karena dari tujuh ratusan lebih siswa, paling enam atau tujuh orang yang shalat. Guru-guru begitu cuek dengan keadaan keagamaan dan spiritual siswa.
Egoisme, kemunafikan, mengejar jabatan, sikut sana sikut sini begitu terasa. Itulah keadaan sebelum TQN (Thariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah) datang ke SMPN 269 Jakarta Pusat.
Alhamdulillah, sekitar tahun 2007 pada waktu peringatan hari besar Islam, kami mengundang seorang ulama kharismatik yang dapat mengubah paradigma guru-guru dan karyawan SMPN 269.
Baca juga: Urgensi Talqin Dzikir di Masa Pandemi
Beliau adalah KH. Wahfiudin Sakam yang sudah cukup terkenal, karena beliau sering tampil di beberapa stasiun TV. Ketika acara usai, rupanya guru-guru itu ketagihan (dalam hati siapa sih yang nggak tertarik dengan ceramah beliau..rasain luh ketagihan..emang enak..sambil ketawa).
Untuk mengobati ketagihan tersebut, akhirnya kami beranikan diri (sambil berdoa) menghadap kepala sekolah mengajukan proposal agar di SMPN 269 diadakan kursus tasawuf seperti yang pernah kita ikuti di rumah Pak Kiai Wahfi.
Tetapi karena kata tasawuf orang masih asing dan alergi maka kami dengan teman-teman sepakat mengubahnya menjadi “Pelatihan Manajemen Qalbu”.
Tanpa disangka dan diduga ternyata kepala sekolah menyetujui acara pelatihan tersebut, alhamdulillah. Padahal biaya untuk pelatihan tersebut lumayan mahal menurut tingkatan sekolah yang para siswanya 90% adalah orang miskin/daerah kumuh.
Orang-orang kaya dan orang yang berpendidikan tidak mau menyekolahkan anak-anaknya di SMPN 269, mungkin ngeri dengan lingkungan dan pergaulan sekitar.
Baca juga: Talqin Alat Untuk Wushul Kepada Allah
Akhirnya kami dengan teman-teman seperjuangan menyiapkan beberapa agenda/hal demi tercapainya pelatihan MQ. Kami undang para guru dari sekolah-sekolah lain, masyarakat sekitar yang berpengaruh RT, RW dan DKM Masjid.
Ternyata mereka pun tertarik, banyak peserta pelatihan yang hadir. Sedangkan untuk guru dan karyawan SMPN 269 wajib hadir. Pelatihan MQ ini kami targetkan selama 6 hari. Alhamdulilah pelatihan ini pun berlangsung sesuai rencana yaitu enam hari.
Pada akhir pelatihan MQ, para peserta itu pun diberi pembelajaran dzikir/ditalqin dzikir oleh KH. Wahfiudin. Saat itulah awal perubahan dimulai.
Hari berganti bulan, bulan berganti tahun. Sikap-sikap negatif, sifat-sifat negatif berubah jadi positif. Guru-guru yang tadinya temperamental, mudah tersulut emosi, emosional berubah 180 derajat jadi penyabar, amarahnya terkendali.
Baca juga: Apakah Rasulullah Saw Pernah Melakukan Talqin Secara Berjamaah
Yang tadinya kalau marah sama siswa main pukul, main tending. tidak lagi. Yang tadinya kerjanya asal-asalan tidak lagi, berubah jadi bertanggung jawab. Suasana perubahan yang positif pun terasa sekali di SMPN 269.
Yang tadinya kalau rapat guru kaya mau perang Bharata Yudha jadi nyaman dan damai. Kondisi yang seperti ini pun dirasakan oleh para kepala sekolah, sehingga kepala sekolah pun merasa terbantu dengan suasana kerja yang kondusif.
Merasa banyak hal-hal positif yang telah dirasakan oleh para guru dan karyawan SMPN 269 Jakarta, maka kami dan teman-teman guru ingin agar para siswa yang jumlahnya 680 lebih bisa merasakan hebatnya dzikir.
Maka kami pun rutin mengundang para wakil talqin dzikir TQN Pontren Suryalaya ke sekolah. Diantaranya Ajengan Zezen Zainal Abidin, Kiai Sirojuddin Ruyani, Kiai M. Suharto, dan Kiai Kholil Said.
Disamping itu, para siswa pun sering diajak ke Rawamangun untuk mengikuti acara Manaqib setelah itu ditalqin dzikir. Kalau dihitung-hitung, sudah ribuan siswa SMPN 269 yang ditalqin dzikir.
Baca juga: Kenapa Dalam Tarekat Banyak Dzikirnya
Untuk mewadahi aktifitas siswa yang sudah ditalqin dzikir, maka kami membentuk Gamiss (Generasi Muslim Sholih dan Sukses). Setiap hari Jum’at pukul 14.00 WIB, kami bina dengan kajian-kajian Islam yang didahului dengan dzikir TQN.
Energi dan sinergi dzikir rupanya sudah merembes dalam atmosfer sekolah. Siswa begitu mudah diatur, diarahkan, dan dikendalilkan.
Prestasi demi prestasi diraih dalam bidang akademik, bidang olah raga (futsal, catur, tenis meja, silat) maupun bidang-bidang lainya (ceramah/pidato, MTQ) yang notabene siswa yang menjadi juara adalah anggota Gamiss.
Kinerja guru semakin bagus, budaya organisasi yang positif. Akreditasi sekolah yang nilainya semakin tinggi 93 / A gemuk. Prestasi UN meningkat. Output sekolah yang bagus padahal dari input yang jelek.
Sekolah yang tadinya dipandang sebelah mata atau dicuekin oleh masyarakat, menjadi sekolah yang dicari masyarakat karena memang spritualitasnya luar biasa.
Sekolah yang tadinya sebagai sarang narkoba, tempat pergaulan bebas menjadi sekolah yang bersih dari narkoba dan pergaulan bebas. Alhamdulillah tidak ada hal-hal yang aneh lagi seperti kesurupan massal dsb.
Baca juga: Siapa Saja yang Berhak Mendapatkan Talqin Dzikir
Maka kami sering mengatakan, SMPN 269 Jakarta adalah prototipe sekolah Negeri yang pesantren di DKI Jakarta bahkan mungkin di Indonesia. Karena memang berbasis spiritual, diantaranya (pada tahun-tahun tersebut, di sekolah belum ada kurikulum pendidikan karakter):
- Shalat Dzuhur berjamaah tepat waktu (di SMPN 269 jadwal pelajaran itu mengikuti waktu shalat, bukan shalat mengikuti jadwal pelajaran)
- Shalat berjamaah diabsen
- Tadarus al Qur’an setiap hari
- Shalat Dhuha
- Tahajjud call untuk guru dan para siswa setiap Sabtu
- Berdo’a setiap ganti jam pelajaran (sehari bisa lima atau tujuh kali siswa berdo’a)
- Kegiatan Gamiss setiap hari Jumat
- Mabit
Ketika lingkungan sekolah dan sekolah sudah merasakan enaknya akibat pengaruh dari dzikir, maka kalau ada siswa yang bermasalah atau nakal, Gamiss adalah wadahnya.
Pihak stakeholder, kepsek, guru, orang tua siswa menyerahkan pendidikan spiritual sepenuhnya kepada Gamiss yang pada hakikatnya adalah TQN.
Terima kasih tak terhingga kami sampaikan kepada Syekh Mursyid Abah Anom, KH. Wahfiudin Sakam, para Wakil Talqin dan juga Ust. Latif yang telah membawa perubahan dahsyat pada SMPN 269 Jakarta.
Penulis: Nursidin, M.Pd
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______