Istimewanya Seorang Ibu

Keluarga adalah pondasi masyarakat. Masyarakat yang baik tercermin dari keluarga yang kokoh. Sebaliknya masyarakat yang lemah dan buruk juga cerminan keluarga yang lemah dan rapuh.

Ibu menjadi subyek penting dalam keluarga. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak. Bersama ayah, ibu berperan sebagai pendidik dan pengasuh bagi anak. Ibu juga sering dikenal dengan kepiawaiannya multi tasking dan menjadi manajer rumah tangga.

Bersama suami mengayuh bahtera rumah tangga, menjalankan tugas dan kewajiban dalam keluarga. Bahkan sosok ibu dan istri menjadi salah satu faktor keberhasilan keluarga terutama bagi suami dalam berkiprah baik di masyarakat, pekerjaan dan lain sebagainya. Sehingga muncul ungkapan di balik suami yang sukses ada istri yang hebat, sebaliknya pun demikian.

Baca juga: Haol Pangersa Ibu Hj. Euis Siti Ru’yanah dan Kiprah Beliau

Lihat saja bagaimana Ummul Mu’minin Sayyidah Khadijah menjadi pendamping setia yang menemani perjuangan Rasulullah saat suka dan duka, berkorban segalanya untuk suami tercinta, mendukung beliau saat menerima penolakan dan ancaman saat berdakwah. Bahkan Sayyidah Khadijah ialah perempuan pertama yang beriman kepada beliau dan menerima risalahnya.

Keistimewaan Seorang Ibu

Rasulullah Saw menempatkan kedudukan perempuan terutama ibu dalam posisi yang sangat mulia.

Dari Abu Hurairah ra, dia berkata: seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw sambil berkata: “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?”. Maka Rasul pun menjawab: “ibumu”. Dia bertanya lagi: “kemudian siapa?”. Rasulullah kembali menjawab: “ibumu”. Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa lagi?”, Rasulullah menjawab: “ibumu”. Kemudian dia bertanya kembali: “kemudian siapa?” (barulah) Rasulullah menjawab: “kemudian ayahmu”. (HR. Bukhari).