Habib Umar bin Hafidz: Islam Kita Menyatukan, Bukan Memecah Belah Ummat (3)

Disampaikan oleh: Habib Umar bin Hafidz dalam acara Jalsatuddu’at Pertama di JIC (Jakarta Islamic Center) Jakarta Utara, Ahad malam Senin 15 Oktober 2017 M.

Ketika ummat Islam baru pulang dari peperangan, ada orang-orang munafik memprovokasi umat Islam dengan mengatakan, “Kalau betul Nabi kalian ini Nabi yang benar maka kalian tidak akan kalah perang, kalian pasti akan menang.” Maka Sayyidina Umar bin Khattab Ra. yang mendengar ucapan tersebut menjadi geram, lalu menghadap Rasulullah Saw. untuk meminta ijin membunuh mereka untuk menyelesaikan masalah ini.

Nabi Saw. menjawab, “Wahai Umar sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) mengucap La ilaha illallah.”

Sayyidina Umar bin Khattab Ra. lalu berkata, “Sesungguhnya lidah mereka mengucap La ilaha illallah, tetapi hati mereka tidak.”

Maka Nabi Saw. bersabda, “Saya tidak diperintahkan untuk memeriksa hati manusia.”

Adapun kepada orang-orang Yahudi yang Sayyidina Umar meminta ijin membunuh mereka, Nabi Saw. berkata, “Saya punya perjanjian dengan mereka, bagaimana saya akan menggugurkannya dengan membunuhi mereka? Selama mereka mengucapkan omongan dan provokasi secara diam-diam dan mereka tidak membatalkan perjanjian ini, maka saya tidak punya jalan untuk membatalkan perjanjian ini.”

Kemudian di masa tersebut ada seorang anak kecil dari keturunan Yahudi, yang mana anak kecil ini memiliki keistimewaan bisa mengetahui isi hati orang-orang dan hal yang ghaib dan membicarakannha di tengah-tengah masyarakat. Ibnu Shayyad namanya dan dikenal dengan Dajjal. Sayyidina Umar meminta ijin membunuhnya daripada membuat fitnah. Tapi Nabi menjawab, “Kalau benar Ibn Shayyad itu Dajjal, maka kau tidak akan mampu membunuhnya. Sebab sudah kusabdakan di akhir jaman nanti akan datang Dajjal yang akan melakukan hal ini dan hal itu. Kalau engkau melakukan itu berarti sabdaku tidak benar dan bohong. Kalau memang ternyata dia Dajjal, maka tidak ada kebaikan bagimu ketika membunuh anak ini.”

Dalam arti sesungguhnya kemarahan dan kecumburan yang seharusnya hanya untuk Allah, apabila dijadikan bukan karena Allah maka justru akan menarik orang-orang tersebut di luar jalan Allah Swt. Maka sesungguhnya tempat kemarahan, kecemburuan dan ketegasan karena Allah Swt. terhadap orang kafir tersebut, dengan cara tidak membiarkan kemungkaran-kemungkaran tersebut menyebar pada diri kita, keluarga kita dan dari dalam rumah kita.

Bukan seseorang yang mengklaim dia tegas dan marah karena Allah tetapi dia bersalaman dengan wanita yang bukan mahramnya, kemudian melakukan hal-hal yang tidak sesuai syariat Allah, terbukanya aurat bagi kaum wanitanya. Namun ketika melihat ada orang-orang yang di luar sana melakukan kemungkaran tersebut dia marah, dia bangkit, kemarahan dan emosinya siap melakukan kekerasan, sedangkan kesalahan yang ada pada keluarganya sendiri dia hanya diam seribu bahasa. Bukan itu yang dimaksud marah karena Allah Swt.

Ada salah seorang sahabat Rasulullah Saw. yang meminum minuman keras. Kemudian dibawa ke hadapan Rasulullah, dan dihukum cambuk 41 kali. Kemudian setelah itu dia melakukan lagi dan tertangkap lagi dan dicambuk 41 kali untuk kedua kalinya. Sampai dengan yang ketiga kalinya dia tertangkap lagi dan dicambuk, sehingga ada orang yang mencaci makinya.

Nabi yang mendengar caci maki itu kemudian bersabda, “Tidak, ini sudah melewati batas. Jangan mencaci maki dia. Dia sudah dihukum cambuk 41 kali. Janganlah kalian menjadi antek setan yang menjerumuskan saudaramu yang Muslim lebih jauh kepada Allah Swt.” Bahkan orang itu dipuji oleh Nabi Saw., “Ketahuilah, bagaimanapun dia tetap cinta kepada Allah dan RasulNya.”

Nabi Muhammad Saw. menyetujui, mengikrarkan dan menetapkan ini hukum Islam harus ditegakkan atas peminum minuman keras, tapi Nabi Saw. pun tidak memperkenankan seorang Muslim mencaci Muslim lainnya. Ini adalah timbangan kenabian.

Sayyidina Umar Amirul Mu’minin Ra. ketika menjabat sebagai Khalifah, pernah berpatroli di perumahan Kota Madinah. Ia mendapati ada sebagian pemuda yang sedang berkumpul di dalam rumah meminum minuman keras. Langsung saja ia datangi rumah tersebut dengan menaiki dinding dan langsung memarahi atas apa yang mereka lakukan.

Salah seorang dari mereka lalu berkata, “Wahai Airul Mu’minin, sesungguhnya kami mengakui telah melakukan satu kesalahan. Tapi kamu wahai Amirul Mu’minin, saat ini telah melakukan tiga kesalahan. Pertama, Allah berfirman, “Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain,” (QS. al-Hujurat ayat 12) sedangkan engkau telah memata-matai kami. Kedua, Allah berfirman, “Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya,” (QS. al-Baqarah ayat 189) sedangkan engkau bertamu melalui jalan dinding. Ketiga, Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlan kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta ijin dan memberi salam kepada penghuninya,” (QS. an-Nur ayat 27) Sedangkan engkau tidak melakukan hal itu.”

Kemudian Sayyidina Umar berkata, “Baiklah, mari kita sama-sama bertaubat kepada Allah.” Akhirnya beliau pun pergi meninggalkan mereka.

Dan ketika melihat itu Sayyidina Umar pun tidak jadi menghukum mereka. Padahal Sayyidina Umar adalah orang yang disabdakan Nabi Saw. dengan sifat, “Sesungguhnya Allah menjadikan yang haq (kebenaran) di dalam hati dan ucapan Umar bin Khaththab.”

Dan yang mengharamkan mereka (para pelaku maksiat) pada masa sekarang ini adalah mereka yang suka memata-mati orang lain, mencari-cari kesalahan orang lain, mencaci maki orang lain, dan melakukan hal-hal mungkar lainnya meskipun dengan dalih untuk menghilangkan kemungkaran. Dan hal-hal seperti ini semuanya adalah hal yang diharamkan di dalam agama Islam. Siapapun dia, dari anggota partai manapun, dari organisasi manapun dan dari kelompok manapun, tetap haram melakukan hal-hal tersebut.

Barangsiapa yang ingin membela dan berjuang untuk agama Islam, maka wujudkan perjuangan dan pembelaan tersebut dengan kesungguhan kepada Allah Swt. dan peneladanan terhadap Nabi Muhammad Saw. Dan barangsiapa yang ingin mencegah orang lain dari kemungkaran, jangan karena salah kaprah hingga justru menimbulkan kemungkaran-kemungkaran lainnya yang bahkan lebih besar.

Dahulu, sekitar 50 tahun yang lalu di sebuah wilayah, saat itu sedang digembar-gemborkan revolusi diantara negara-negara Islam. Sehingga ada beberapa ulama yang terpengaruh dengan bujukan revolusi hingga ikut-ikutan terhadap jamaah dan kelompok yang mengatasnamakan Islam tersebut di dalam memperjuangkan revolusi bagi kaum Muslimin. Dan setelah memenangkan revolusi itu, kemudian masuk pengaruh politik dan lain sebagainya, hingga dia dan kelompok yang tadinya berperan dalam revolusi dalam negara tersebut malah akhirnya jadi korban politik dan dipenjarakan di penjara khusus. Penjara yang sangat ketat bahkan untuk buang hajat pun hanya dibolehkan di waktu-waktu yang sudah ditentukan.

Hingga dia menulis sebuah surat, “Dahulu sebelum revolusi, kita mencari dan menuntut kebebasan untuk berbicara. Namun setelah revolusi, kami menuntut kebebasan hanya sekadar untuk buang hajat.” Artinya, apa yang mereka cita-citakan dahulu tidak sesuai dengan hasil yang mereka terima.

Dan saya (Habib Umar bin Hafidz) sempat berjumpa dengan tokoh tersebut di penghujung akhir hayatnya. Saat itu hatinya benar-benar dipenuhi dengan pengagungan dan penghormatan kepada orang-orang yang shalih dan mulia yang menempuh jalan thariqah orang-orang yang tidak mau menodai tangan mereka dengan darah dan menodai lisan mereka dengan caci makian terhadap orang lain.

Ketahuilah, kita sekarang berada di hadapan sebuah perkara yang agung dan penting. Dan keberadaan kita adalah untuk mengevakuasi dan menyelamatkan ummat. Dan di hadapan kita adalah sebuah jalan tempuh dan metodenya orang-orang shalih. Jalan mereka adalah Ahlussunnah wal Jama’ah.

Adalah mereka orang-orang yang mengagungkan sunnah Nabi Saw. dengan mengagungkan ucapan Rasulullah Saw., mengagungkan setiap detail perbuatan Rasulullah Saw., bahkan diamnya Rasulullah Saw. dan semua keadaan Rasulullah Saw. mereka agungkan, terobsesi dan mengidolakannya. Inilah makna Ahlussunnah. Sedangkan makna al-Jama’ah, adalah hati mereka satu sama lain saling menghormati, saling mencintai dan saling menjaga persatuan.

Dan mereka orang-orang yang menempuh jalan istiqamah, jalan yang lurus ini, mereka tidak terpengaruh dengan arus manapun seberapapun derasnya ataupun hembusan angin yang mengarah ke kanan atau kiri, mereka tetap konsekuen atas fatwa yang mereka ucapkan.

Adapun orang-orang yang terpengaruh dengan hembusan kanan ikut ke kanan, hembusan kiri ikut ke kiri, maka orang yang semacam itu setiap kali ada perubahan pendiriannya juga ikut berubah. Hari ini berfatwa, besok saat ada perubahan ia sampaikan lagi fatwa yang bertentangan dengan fatwa yang pertama. Berubah lagi keadaan ia sampaikan fatwa yang berbeda lagi dengan sebelumnya, begitu seterusnya tidak konsisten.

Mari kita bangkit untuk mengevakuasi dan menyelamatkan ummat. Dan maksud atau tujuan dari perkataan ini, saat ini, bukanlah untuk menyibukkan diri mencaci kelompok yang berbeda dengan kita, berbeda cara dengan kita. Melainkan untuk memberikan penjelasan kepada kita, agar menjadi terang dan jelas metode yang benar ini.

Dan di hadapan kalian ini adalah ada sebuah risalah, risalah masjid. Yang mana risalah itu untuk mengajak manusia kepada ilmu dan dakwah ke jalan Allah Swt. Maka kita harus bisa mengayomi semuanya. Membawa semuanya ke jalan Allah Swt. dengan cara yang benar.

Dan kalian berinteraksi dengan orang-orang ahli politik dan yang tidak berkecimpung dalam politik, juga berinteraksi dengan orang-orang yang telah terpengaruh dengan pemikiran-pemikiran di luar Islam, atau berinteraksi dengan orang-orang yang berpikiran benar, berinteraksi dengan orang-orang yang bermaksiat dan taat, juga berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat. Tetapi yang sesuai dengan koridor yang diatur di dalam metode kenabian dan juga tolak ukur dan timbangan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. agar tidak kebablasan.

Melalu masjid-masjid ini mari kita jadikan sarana untuk mengakurkan, mendamaikan serta memperbaiki keadaan masyarakat. Dan untuk menenangkan hati masyarakat serta membantu masyarakat dengan ilmu, pikiran, sedekah dan infaq kita melalui masjid. Dan hidupkan kembali sunnah untuk menyambangi, menjenguk dan membantu orang yang sedang sakit. Pikirkan bagaimana menarik orang-orang yang belum mengenal masjid agar menjadi segan datang ke masjid.

Dengan tugas penting ini, maka banyak orang yang akan mengambil manfaat dan terselamatkan dari kegelapan. Justeru dengan hal semacam ini akan mempunyai pengaruh dan andil besar di dalam menolak balak dan musibah dari ummat Islam. Dan sesungguhnya manakala metode ini dijalankan, maka manfaat yang kalian berikan bukan hanya untuk masyarakat Indonesia tapi menyebar ke seluruh lapisan masyarakat yang ada di dunia ini. Sebab Nabi Muhammad Saw. diutus bukan hanya untuk di wilayah tertentu melainkan untuk alam seluruhnya, maka luaskan manfaat dan semangat kita untuk mereka semua.

Semoga Allah menganugerahkan kita sebaik-baiknya peneladanan terhadap Nabi Muhammad Saw. Dan mengikuti metode Nabi Muhammad Saw. Dan Allah memperkuat hubungan dan sanad antara kita dengan Nabi Muhammad Saw. Dan Allah jadikan kita semua termasuk orang-orang yang menggembirakan Nabi Muhammad Saw. Dan semuanya dikumpulkan di barisan Nabi Muhammad Saw.

Sesungguhnya barusan para guru kita dan para wakil kita telah duduk bersama, bersepakat untuk kemaslahatan ummat yang perlu segera kita realisasikan bersama. Dan semua poin-poin yang telah kita sepakati tadi adalah benih yang akan membuahkan menolak balak dan musibah dari ummat ini dan mendatangkan kemanfaatan yang besar, apabila benih ini kita sirami dengan tiga hal; kejujuran, keikhlasan dan kesungguhan.

Semoga Allah memberkahi benih yang baru saja kita tanami bersama. Memberikan taufiq di dalam menyiraminya. Dan memberkahi buah yang akan keluar darinya. Dan Allah perlihatkan kepada kita semua buah darinya, di dunia dan akhirat. Amin. (Selesai)

Sumber: FB Kumpulan Foto Ulama dan Habaib


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi