Enam Hikmah Dzikir Jahr dalam Bidayatussalikin
Dzikir jahr menjadi salah satu metode dzikir dalam TQN Pontren Suryalaya
Kedua, Himmatun A’liyah, yakni membuat tinggi cita-citanya dalam menjalankan ibadah kepada Allah dan menegakkan hukum Allah. Dzikir jahr, tegasnya, membuat pengamalnya dalam menghadapi banyaknya kepedihan/rintangan tidak cengeng, betul-betul kokoh menegakkan semua yang diperintahkan oleh Allah, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allahgemetar hatinnya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal. [Surah Al-Anfāl: 2]
Ketiga, Anisul Mutawahhis, yaitu menjinakkan perkara yang seringkali liar. Ajengan asal Ciamis ini memberi contoh, bahwa dzikir jahr bisa membuat seseorang senang melakukan segala yang sunat. Pekerjaan yang sunat itu hal yang agak susah dilakukan, tetapi setelah melakukan dzikir, jadi rajin melakukan pekerjaan sunat, seperti shalat Tahajud, Isyraq, Dhuha dan sebagainya.
Keempat, Jarrul Khair yakni menarik kepada kebaikan. Dengan mengamalkan dzkir jahr ia mampu mengajak orang lain untuk beribadah atau memimpin dalam segala amal ibadah dan kebaikan.
Baca juga: Nasihat Imam Ghazali Agar Tidak Bergantung pada Amal
Kelima, Khatratus Samawiyyah, ia mendapatkan bisikan-bisikan dari langit. Tanda-tanda datangnya khatratus samawiyyah menurut Ajengan Citungku ialah bulu kuduk berdiri, hati agak gentar, perasaan ngeri, banyak yang terasa menyedihkan, yang akhirnya tidak tahan menahan sedih, menangis sambil tidak tahu apa yang disedihkan, lupa kepada rasa malu. Menangis bukan tangis biasa, karena kalau sengaja ingin menangis seperti itu tentu tak akan bisa.
“Seandainya punya uang setumpuk, emas satu peti, ingin menangis seperti itu tentu tak akan bisa, karena ini betul-betul rahmat dari Allah yang Maha Esa yang diperuntukkan kepada abdinya yang dikasihi-Nya,” jelasnya.
Keenam, Miftahul Ghaib, dengan dzikir jahr maka berpotensi untuk terbukanya segala sesuatu yang samar-samar, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Jin ayat 26-27.
Dia mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib itu. [Surah Al-Jinn: 26]
Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya. [Surah Al-Jinn: 27]
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______