H. Budi Schwarzkrone adalah seorang aktor kawakan, sutradara, penulis skenario, kameramen dan seniman lukis. Pria kelahiran tahun 1943 ini adalah ikhwan TQN Suryalaya.
Ia sangat tenar saat bermain film layar lebar bersama Barry Prima, Suzanna, Anwar Fuady, Pong Hardjitmo, Arman Effendy, Mang Diman, Rd Mochtar, Zainal Abidin dan Baron Achmadi serta Yunus Takara dan S. Parya.
Dalam video yang diterima TQN News, sambil melantunkan shalawat Bani Hasyim, Budi Schwarzkrone menggoreskan kuasnya, menyempurnakan lukisan Pangersa Abah Anom yang terlihat sambil menunjukkan jarinya ke depan.
Baca juga: Belajar Langsung Bagaimana Pangersa Abah Anom Melayani Tamu
“Lukisan ini adalah hasil dari jepretan foto saya empat puluh tahun lalu. Saat itu kita sedang ziarah wali songo, ketika berhenti makan, Abah makan bersama satu meja. Ketika saya akan jepret, tiba-tiba telunjuknya menunjuk.
Butuh empat puluh tahun untuk memahami apa arti telunjuk itu. Sekarang saya pahami, wa’tashimu bihablillah,” ucapnya.
Pria kelahiran Tasikmalaya ini menilai, bahwa foto itu juga punya makna, bahwa agama itu jangan dijadikan alat pemecah belah.
Menurutnya, kondisi sekarang memang memprihatinkan, pohon cemara diharamkan, makan klepon diharamkan, makan coklat dibilang maksiat. Dan yang paling menyinggung rasa budaya bangsa Indonesia itu ketika wayang dikatakan harus dimusnahkan, subhanallah.
Baca juga: Pesan Pangersa Abah Anom Agar Langkah Kita Tidak Kosong
“Abah ini seorang budayawan, setiap milad akbar, Abah selalu mengadakan pagelaran wayang. Dan dalangnya bukan dalang sembarangan, dalangnya itu almarhum Asep Sunandar,” ujarnya.
Dia pun menyimpulkan, kalau kita mau mempertahankan martabat dan budaya bangsa kita harus lestarikan kebudayaan kita.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______