Abah Anom, Tasawuf dan Maqashidus Syariah

Hadits menjadi rujukan yang mewarnai dan membentuk sikap keagamaan serta akhlak

Tasawuf bukan saja barang asli bagi Islam, tetapi telah berjaya mengembalikan umat Islam kepada keaslian agamanya dalam beberapa kurun tertentu. Demikian ungkap Syekh Ahmad Shahibul Wafa Tajul Arifin dalam buku Thoriqot Qodiriyyah Naqsabandiyyah; Sejarah, Asal-Usul dan Perkembangannya.

Sebagai ajaran murni yang datang dari Islam, Abah Anom menilai bahwa tasawuf berpangkal pada pribadi Nabi Muhammad Saw. Sehingga dari sini penting untuk kita kembali mendalami kajian hadits Nabi Saw untuk menggali sunnah Rasulullah Saw.

Bagaimana kehidupan, pribadi, sikap, dan kebijakan beliau yang bisa kita teladani. Sebab, tak jarang, kesalahpahaman yang muncul menyangkut tasawuf dan prakteknya ialah diakibatkan oleh lemahnya terhadap kajian hadits.

Sebagai sumber hukum kedua yang otoritatif setelah al Qur’an, hadits memegang peranan yang vital. Hadits menjadi rujukan yang mewarnai dan membentuk sikap keagamaan serta akhlak di tengah masyarakat.

Sebab menurut Abah Anom, yang menjadi titik bertolak dan garis perhentian cita-cita tasawuf Islam itu adalah akhlak Rasul Saw.

Maka sebagai umatnya kita dituntut untuk meneladani beliau. Sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an surah Al Ahzab ayat 21,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi