Tiga Kedudukan Dzikir TQN dalam Miftahus Shudur
Dzikir adalah reformasi diri, karena dzikir dapat mengosongkan qalbu dari hijab-hijab penghalang
Kualitas ikhlas misalkan, kata Syekh Nawawi Banten ada tiga level: Level terendah, yaitu seseorang beribadah karena mengejar dunia dan setelah dunia diraih digunakan di jalan yang diridhai Allah. Level menengah, seseorang beribadah mengejar akhirat, seperti ingin masuk surga atau dijauhkan dari neraka. Adapun level teratas ialah melakukan sesuatu hanya karena Allah semata.
Dzikir mendidik seseorang agar berbuat baik, apapun bentuknya karena Allah semata. Saat bersedekah misalkan, niatnya bukan agar dibalas kebaikan oleh Allah, baik di dunia maupun di akhirat, walaupun ini tetap dibenarkan, namun ada yang nilainya lerbih utama.
Dzikir menanamkan orientasi lillah dalam beramal baik. Ilahi anta maqshudi (Ya Allah, Engkau tujuanku). Niat beramalnya karena Allah saja, tidak menginginkan apapun, sehingga nilai taqarrubnya naik dari utama menjadi lebih utama.
Rasulullah Saw bersabda,”Tidaklah suatu kaum berkumpul berdzikir pada Allah dan tidak mengharapkan apapun, selain karena Allah semata, melainkan ada Malaikat di langit yang berseru,”Bangunlah, kalian telah diampuni dan kesalahan kalian diganti dengan kebaikan,” (Miftahus Shudur, juz 1, hlm. 12).
Baca juga: Ini Lima Tanda Kamu Sudah Futuh dalam Dzikir
Ketiga, dzikir merupakan wasilah yang paling dapat mewushulkan seseorang menuju Allah. Amalan agar seseorang mencapai wushul pada Allah banyak, namun rute yang paling dekat menuju Allah, paling mudah dijalani dan paling utama di sisi Allah itu apa? Ketika Sahabat Ali kw menanyakan pertanyaan tersebut pada Nabi Saw. Nabi terdiam tidak menjawab. Maka Allah mengutus Malaikat Jibril untuk menemui Nabi dan memberikan kunci jawabannya. Jawabannya adalah Engkau harus mendawamkan atau merutinkan dzikir pada Allah. Baik dengan dzikir jahar yang merupakan dzikir yang paling utama yang dibaca oleh Nabi Muhammad Saw dan semua nabi sebelumnya serta bobot timbangannya melebihi bobot tujuh langit dan tujuh bumi, maupun dzikir khafi yang jika masih ada yang mengamalkannya di muka bumi, maka tidak akan terjadi kiamat (Miftahush Shudur, juz 1, hlm. 13).
Demikian betapa agungnya dzikir TQN Suryalaya, semoga kita diberi karunia oleh Allah untuk dapat mengamalkannya dengan dawam, benar dan ikhlas sebagaimana ditalqinkan dan dijelaskan oleh Syekh Mursyid TQN Suryalaya, Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin ra, lahu Al-Fatihah, aamiin. Wallahu ‘alam. []
Oleh: Rojaya (Ketua Divisi Kajian dan Literasi Tasawuf DPP LDTQN Pondok Pesantren Suryalaya)
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______