Ramadhan adalah bulan yang menjadi momentum umat Islam seluruh dunia untuk membangun karakter yang diidamkan yakni karakter umatan washata (umat yang moderat). Demikian ujar Dr. KH. Imam Khanafi, M.Ag., Ketua LDTQN Jawa Tengah dalam channel Batik TV.
Kiai Khanafi mengatakan bahwa hal yang demikian itu telah ditegaskan di dalam Al Qur’an.
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا
Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat moderat” (pertengahan). (Al Baqarah: 143)
Islam adalah agama yang rahmatan lil’alamin, agama yang menekankan karakter moderat dalam kehidupan sehari-hari. Lalu seperti apa umat yang moderat?
Menurutnya, umat moderat itu ialah yang mampu mengendalikan dirinya di tengah berbagai macam tantangan. Umat moderat juga senantiasa tetap berada dalam koridor yang bisa menengahi antara ekstrem kanan dan kiri.
Baca juga: Puasa Ajarkan Lemah Lembut
Selain itu, umat moderat ialah yang bisa mengakomodir berbagai kecenderungan, sehingga dia bisa bersikap bijak dan bisa diterima berbagai kalangan.
Sebagai umat yang beragama, kata Dosen IAIN Pekalongan itu, harus memiliki keseimbangan, baik dalam konteks sebagai makhluk Allah, sebagai makhluk yang bersinggungan dengan sesama manusia, bahkan sebagai makhluk yang ada di alam semesta.
Oleh karena itu, hubungan dengan Allah, hubungan dengan sesama manusia, dan hubungan dengan alam semesta harus bagus.
“Kita ingin sebagai manusia yang hubungan pada Allah baik, hubungan sesame manusia juga baik. Inilah sebetulnya yang ingin kita bentuk di bulan Ramadhan. Bahkan dalam konteks kebangsaan kita juga dituntut untuk melakukan hubungan yang baik antara agama dan juga negara,” imbuhnya.
Dengan puasa, kita bisa mengendalikan diri dan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, walaupun beda agama, bangsa dan negara. Terbentuk karakter yang saling menghargai dan menghormati, saling menolong sesamanya.
Moderasi beragama juga, tambahnya, menuntut kita untuk senantiasa bersikap adil, gotong royong, tasamuh (toleransi) dan tidak menyalahkan orang lain.
Baca juga: Ramadhan Bulan Penguatan Persaudaraan
Dengan puasa terbentuk karakter moderat yang berkontribusi sebanyak mungkin kemanfaatan bagi masyarakat, agama, bangsa dan negara.
Pengendalian diri sebagai inti misi Ramadhan, menurut anggota Lajnah Manajemen SDM JATMAN ini, dapat diimplementasikan pada manajemen pemikiran dan sikap yang sesuai dengan budaya tempatan, dan membentuk sikap menghargai tradisi dan perbedaan serta empati peduli pada sesama.
“Bila ruh Ramadhan dihayati dan diejawantahkan, niscaya karakter moderat akan menampakkan dalam tindakan,” pungkasnya.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______