Ketika Nabi Mengkritik Sahabat Yang Ibadahnya Ekstrem

Sebagaimana dialog antara Abdullah bin Amr bin Ash dan Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw sebagai teladan manusia terutama umat Islam membawa semangat keseimbangan dan proporsional. Sehingga segala hal yang dinilai tidak seimbang dikritisi dan diluruskannya.

Sebagaimana dialog antara Abdullah bin Amr bin Ash dan Nabi Muhammad Saw. Beliau bersabda: “Benarkah berita bahwa kamu berpuasa sepanjang masa dan membaca (mengkhatamkan) Al Qur`an sekali setiap malam?” saya menjawab, “Benar wahai Nabiyullah, namun tidaklah yang saya ingingkan dari perbuatan itu kecuali kebaikan.”

Beliau bersabda: “Sungguh, bagimu cukup berpuasa tiga hari dalam setiap bulannya.” Saya berkata, “Wahai Nabiyullah, sungguh saya masih kuat lebih dari itu.” beliau bersabda: “Sesunguhnya isteri juga mempunyai hak atasmu, tamumu punya hak atasmu dan jasadmu juga punya hak atasmu. Karena itu, lakukanlah puasa Dawud Nabi Allah Saw, sebab ia adalah hamba yang paling banyak beribadah.” Saya bertanya, “Wahai Nabiyullah, bagaimanakah puasa Dawud itu?” beliau menjawab: “Nabi Dawud berpuasa sehari dan berbuka sehari.”

Kemudian beliau bersabda: “Bacalah (khatamkanlah) Al Qur`an sekali dalam setiap bulannya.” Saya berkata, “Wahai Nabiyullah, sesungguhnya saya masih kuat kurang dari itu.” beliau bersabda: “Kalau begitu, pada setiap dua puluh hari sekali.” Saya berkata, “Wahai Nabiyullah, sesungguhnya saya masih kuat kurang dari itu.” beliau bersabda: “Kalau begitu, setiap sepuluh hari sekali.” Saya berkata, “Wahai Nabiyullah, sungguh, saya masih kuat kurang dari itu.” beliau bersabda:

فَاقْرَأْهُ فِي كُلِّ سَبْعٍ ، وَلَا تَزِدْ عَلَى ذَلِكَ ، فَإِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَلِزَوْرِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَلِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا

“Kalau begitu, bacalah (khatamkanlah) Al Qur’an setiap tujuh hari sekali, jangan kamu tambah lagi, sebab, isterimu juga punya hak atasmu, tamumu juga punya haknya atasmu, dan jasadmu juga punya hak atasmu.” (HR. Muslim).

Rasululullah Saw mengingatkan agar kita tidak hanya memandang sebagai makhluk yang individualis. Karena manusia bagian dari entitas sosial. Sehingga sebesar pun keinginannya untuk meraih kebaikan walau itu dalam bentuk ibadah, jangan sampai keinginannya itu mencederai fungsi dan perannya sebagai makhluk sosial.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi