Indonesia Butuh Jutaan Petani Milenial
Pertanian butuh petani milenial inovatif untuk wujudkan swasembada pangan berbasis teknologi
Jakarta – Jumlah penduduk Indonesia per akhir Juni 2020 sebanyak 268.583.016 jiwa menurut Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil ( Dukcapil). Indonesia berada di peringkat keempat jumlah penduduk terbesar di dunia, setelah China, India dan Amerika Serikat.
Pertambahan jumlah penduduk tentu meningkatkan kebutuhan pangan. Terbayang jumlah pangan yang harus disediakan, di tengah tantangan perubahan iklim global. Salah satu jawabannya adalah inovasi, teknologi dan sumber daya manusia.
Singapura, 90 persen pasokan makanannya masih dipasok dari luar, alias impor. Pandemi Covid-19 mendorong negeri berpenduduk sekitar 5,8 juta jiwa memiliki sumber pangan mandiri, menghindari kerentanan rantai pasokan global. Badan Pangan Singapura atau The Singapore Food Agency (SFA) berencana mengembangkan klaster pertanian pangan berteknologi tinggi di daerah Lim Chu Kang.
Diperkirakan pada tahun 2035, sebanyak 65 persen penduduk Indonesia tinggal di perkotaan. Artinya, terjadi urbanisasi, semakin sedikit penduduk yang tinggal di desa. Generasi muda berbondong-bondong menuju kota mengadu nasib. Sementara itu lahan pertanian beralih menjadi perumahan.
Sugiyanta Dekan Fakultas Pertanian IPB mengatakan angka petani muda di Indonesia hanya satu persen dibandingkan dengan generasi tua. Angka yang menyedihkan. Hal ini bisa dilihat sebagai masalah juga peluang. Peluangnya adalah menjadi pengusaha yang bergelut dalam bidang pertanian terbuka lebar. Terlebih di era teknologi 4.0.
Indonesia membutuhkan jutaan petani milenial yang mampu melakukan inovasi, menjadikan pertanian yang maju, mandiri dan modern. Peran pemerintah juga sangat menentukan dalam membuat kebijakan yang mendukung pertanian.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______

