Dua Indikasi Yang Menandakan Kamu Sudah Tawadhu

Sikap tawadhu’ dalam hadis riwayat Imam Muslim disebutkan sebagai salah satu sikap yang membuat seseorang diangkat derajatnya oleh Allah Swt.

وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

Dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu’ kecuali Allah mengangkat derajatnya (HR. Muslim).

Keutamaan itu bisa berarti Allah mengangkat derajatnya di dunia, sehingga memiliki kedudukan tinggi di hadapan manusia, atau mendapat kedudukan dan pahala di akhirat. Bahkan bisa jadi memperoleh keduanya, baik di dunia maupun akhirat.

Lalu apa ciri seseorang itu bisa dikatakan bersikap tawadhu’? Diriwayatkan dari ‘Iyadh bin Himar, ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:

 إِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا، حَتَّى لَا يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ، وَلَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku untuk bersikap tawadhu’, sehingga tidak menzalimi orang lain dan tidak berbangga diri di hadapan orang lain” (HR. Abu Dawud).

Hadis ini memberikan pelajaran pertama bahwa sikap tawadhu’ adalah perintah dari Allah Swt yang diterima oleh Nabi Muhammad Saw. Sikap untuk tawadhu’ bukan hanya khusus bagi Rasulullah tapi juga untuk umatnya. Kedua dalam hadis tersebut, terdapat dua indikasi bahwa seseorang sudah dinilai bersikap tawadhu’. Baca juga…

Kedua indikasi tersebt dijelaskan oleh beliau. Pertama, tidak menzalimi orang lain dengan sikap dan perbuatannya. Dengan perkataan lain, perintah tawadhu’ juga merupakan larangan bagi umat Islam untuk menzalimi orang lain.

Ini juga menandakan bahwa sikap tawadhu’ termasuk akhlak mulia yang penting untuk dipraktekkan. Sebab kezaliman yang disebabkan oleh orang yang tidak tawadhu’ juga tidak mencerminkan persaudaraan, bahkan bisa memicu permusuhan dan pertikaian. Padahal, tanpa persaudaraan yang harmonis sulit akan terbangun kerjasama yang sinergis demi tercapainya tujuan mulia bersama.

Lalu, kedua, yang menjadi indikasi ketawadhu’an ialah tidak mengklaim atau pun mengakui kebesaran, keagungan, kehebatan, keangkuhan dan kehormatan kepada orang lain. Ini artinya orang yang tawadhu’ pasti tidak bersikap meremehkan dan merendahkan orang lain.

Selain itu, tawadhu’ adalah tanda bahwa seseorang sadar bahwa segala pujian, kebesaran, kemuliaan adalah milik Allah Swt. Itu sebabnya, sikap tawadhu’ dinilai juga sebagai lawan dari takabbur. Sebagaimana diketahui bahwa takabbur bukan hanya dibenci oleh Allah Swt, tapi juga oleh orang lain bahkan menghalangi seseorang masuk ke dalam surga. Baca juga…

Oleh karena itu kata ulama, tawadhu’ itu adalah sikap untuk selalu merendahkan sayap dan bersikap lemah lembut kepada orang lain. Ada juga yang menyatakan bahwa tawadhu’ adalah sikap bersedia menerima kebenaran dari semua orang tanpa pandang bulu. Artinya dia mau menerima kebenaran dari siapapun. Baik itu kebenaran yang datang dari orang terpandang, mulia, punya pangkat dan kedudukan maupun dari orang biasa, baik tua maupun muda.

#tawadhu #hadits #rasulullah


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
______
Rekomendasi