Manusia adalah pribadi yang istimewa, ciptaan Tuhan yang unik. Tidak ada satu manusia pun di muka bumi ini yang persis sama dengan orang lain.
Saya ingat artikel menarik di majalah Intisari. Ada dua anak wanita di Amerika yang terlahir kembar siam (tubuh menyatu sejak lahir), tumbuh menjadi gadis remaja, hingga dewasa. Menariknya, mereka menjalani kehidupan dengan profesi yang berbeda, penyanyi dan sekretaris.
Bayangkan, dua orang yang tubuhnya menyatu hidup dengan profesi yang berbeda. Dua wanita bersaudara itu menerima kodratnya tanpa mengeluh. Mereka tampil percaya diri, bersinergi mengatur jadwal kerjanya secara damai dan harmonis. Ketika yang satu menyanyi, saudarinya yang sekretaris tidak ke kantor melainkan menemaninya menyanyi. Begitu juga sebaliknya. Masya Allah, It happened!
Baca juga: Do’a Pangersa Abah Saat Pelatihan Muballigh 31 Desember 1996
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. QS. At-Tin [95] : 4.
Pada kenyataannya, seringkali manusia tidak bersyukur dengan karunia yang diberikan Tuhan. Banyak yang merasa rendah diri, ingin menjadi seperti orang lain. Padahal Dia mencipta manusia dengan keunikan dan kelebihan yang tidak dimiliki manusia lainnya.
“…Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia.” QS. Ali Imran [3] : 191.
Seorang psikolog memberikan nasihat bijak, ‘be yourself’, jadilah dirimu sendiri.
Ada proses untuk menjadi diri sendiri, perlu untuk menemukan siapa sesungguhnya diri kita, apa potensi yang dikaruniakan Tuhan. Kita harus belajar menghargai dan menerima diri kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Baca juga: Manusia Sering Tertipu 2 Hal Ini
Puncaknya menjadi diri sendiri, mengaktualisasikan segala potensi hebat yang diamanahkan Tuhan untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi semesta.
Artikel ini menjadi refleksi kehidupan penulis menginjak usia 50 tahun. Dalam perjalanan hidup ini, sudahkah aku menjadi diriku sendiri? Sudahkah aku menjadi pribadi yang berguna untuk orang lain?
Kita semua dalam proses menjadi. Ya, proses menjadi manusia. Karena hakikat pendidikan adalah proses memanusiakan manusia. Salam.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______