Benarkah Kita Sudah Mencintai Nabi? Ini Tanda-tandanya

Cinta Nabi dibuktikan dengan meneladani sunnah, berakhlak mulia dan bershalawat

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ. فَقَالَ لَهُ : ” انْظُرْ مَاذَا تَقُولُ ؟ ” قَالَ : وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ. فَقَالَ : ” انْظُرْ مَاذَا تَقُولُ ؟ ” قَالَ : وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ. ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَقَالَ : ” إِنْ كُنْتَ تُحِبُّنِي فَأَعِدَّ لِلْفَقْرِ تِجْفَافًا ؛ فَإِنَّ الْفَقْرَ أَسْرَعُ إِلَى مَنْ يُحِبُّنِي مِنَ السَّيْلِ إِلَى مُنْتَهَاهُ “. رواه الترمذي

Dari Abdullah bin Mughaffal ra, ia berkata: Ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Saw: “Wahai Rasulullah, demi Allah, sungguh aku mencintaimu.” Maka beliau bersabda kepadanya: “Lihatlah apa yang kamu katakan.” Ia berkata: “Demi Allah, sungguh aku mencintaimu.” Beliau bersabda lagi: “Lihatlah apa yang kamu katakan.” Ia mengulanginya hingga tiga kali: “Demi Allah, sungguh aku mencintaimu.” Maka beliau Saw bersabda: “Jika kamu benar-benar mencintaiku, maka bersiaplah menghadapi kefakiran dengan bersungguh-sungguh. Karena sesungguhnya kefakiran lebih cepat datang kepada orang yang mencintaiku daripada banjir/arus menuju akhirnya.” (HR. Tirmidzi).

Orang mencintai Nabi Saw tidak bisa tinggal diam melihat orang yang kesusahan sehingga qalbunya tergerak untuk selalu membantu orang lain yang membutuhkan. Kefakiran di sini bukanlah hanya diartikan fakir secara harta duniawi, tetapi selalu merasa butuh kepada Allah Swt. Karena itu fakir dalam harta tidak lantas menjadi seorang yang zuhud. Sebagaimana dikemukakan Imam Ghazali,

وليس الزهد فقد المال وإنما الزهد فراغ القلب عنه ولقد كان سليمان عليه السلام في ملكه من الزهاد

Zuhud bukan berarti tiadanya harta. Zuhud merupakan kosongnya/sucinya qalbu dari harta duniawi. Nabi Sulaiman as sendiri dalam kekuasaannya tetap tergolong orang yang zuhud.

Zuhud merupakan ajaran Rasulullah Saw agar tidak menjadikan dunia sebagai tujuan dan bergantung padanya. Zuhud akan mengundang cinta Allah dan cinta manusia, karena ia hanya akan bergantung pada-Nya dan tidak tamak serta iri pada apa yang dimiliki orang lain.

أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ، فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا أَنَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِي اللَّهُ، وَأَحَبَّنِي النَّاسُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبَّكَ النَّاسُ

Seorang laki-laki datang kepada Nabi Saw lalu berkata: Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang apabila aku kerjakan, Allah akan mencintaiku dan manusia pun mencintaiku. Maka Rasulullah Saw bersabda: “Bersikaplah zuhud terhadap dunia, niscaya Allah akan mencintaimu. Dan bersikaplah zuhud terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya manusia akan mencintaimu.” (HR. Ibnu Majah)


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi