Ancaman Keras Bagi Yang Enggan Membayar Zakat

Zakat merupakan ibadah harta. Dengan ibadah ini, Islam bermaksud agar orang kaya mendistribusikan sebagian kekayaannya kepada orang miskin agar bisa memenuhi kebutuhan mereka dan mewujudkan kesejahteraan sosial.

Zakat hadir sebagai satu buah instrumen dalam Islam untuk mengentaskan kemiskinan. Zakat juga sebagai upaya agar jurang ketimpangan sosial dan ekonomi tidak semakin melebar dan menganga.

Dengan ibadah yang satu ini, Islam hendak menyelesaikan problem harta. Zakat berfungsi untuk menjaga keseimbangan agar tidak terjadi kesewenang-wenangan segelintir orang yang hanya menimbun hartanya di tengah maraknya kemiskinan. Karena itu, zakat punya peran ekonomi sosial yang sangat penting di tengah masyarakat.

Karena itu Allah Swt mengecam dengan keras orang yang hanya menimbun harta tapi tidak menunaikan zakat atau menginfakkannya di jalan Allah Swt.

Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih. [Surah At-Tawbah: 34]

(Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka Jahannam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.” [Surah At-Tawbah: 35]

Nabi Muhammad Saw juga menunjukkan betapa pedihnya siksa orang yang enggan membayar zakat.

Siapa yang memiliki emas dan perak, tetapi dia tidak membayar zakatnya, niscaya pada hari kiamat dibuatkan untuknya setrika dari api, lalu dinyalakan di dalam neraka, lalu disetrikakan ke perut, dahi dan punggungnya. Setiap setrika itu dingin, maka akan dipanaskan kembali lalu disetrikakan kembali kepadanya setiap harinya yang setara lima puluh ribu tahun hingga perkaranya diputuskan. Setelah itu, barulah ia melihat jalannya, adakalanya ke surga dan adakalanya ke neraka. (HR. Muslim)