Anak Adalah Anugerah, Hiasan Dunia Sekaligus Ujian

Anak adalah anugerah dari Allah Swt, begitu pula dengan jenis kelaminnya

Anak adalah anugerah dari Allah Swt, begitu pula dengan jenis kelaminnya. Yang mendamba dan memohon kepada-Nya anak laki-laki tak jarang diberi anak perempuan dan sebaliknya.

لِّلَّهِ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ يَهَبُ لِمَن يَشَآءُ إِنَٰثٗا وَيَهَبُ لِمَن يَشَآءُ ٱلذُّكُورَ

Milik Allahlah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki, (Ash-Shura: 49).

Anugerah Allah harus disambut dengan penuh kesyukuran. Itu sebabnya dari sebelum kelahiran anak, agama menuntun untuk memilih pasangan yang baik. Yang akan menjadi calon ibu dan calon ayah bagi sang buah hati.

Ibu dan ayah lah yang banyak memberi pengaruh serta membentuk kepribadian anak. Karena keduanya banyak berinteraksi sejak awal serta membawa faktor genetik dari keduanya. Itu sebabnya orang tua memiliki peran penting dalam masa tumbuh kembang anak. Pendidikan dan pengasuhan menjadi tanggung jawab utama orang tua.

Baca juga: Apa Sih Bekal Terbaik Bagi Anak

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, “setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci (fithrah), tapi ibu bapaknya menjadikannya memeluk agama Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Bukhari).

Anak adalah buah hati setiap orang tua. Al Qur’an menyebut anak sebagai hiasan hidup duniawi.

ٱلۡمَالُ وَٱلۡبَنُونَ زِينَةُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱلۡبَٰقِيَٰتُ ٱلصَّٰلِحَٰتُ خَيۡرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابٗا وَخَيۡرٌ أَمَلٗا

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (Al-Kahf: 46).

Kehadiran anak ditunggu oleh setiap keluarga. Orang tua yang tak memiliki anak serasa belum lengkap tanpa anak meski punya harta dan pangkat yang tinggi. Kendati telah berusia lanjut, Nabi Zakaria memohon anak kepada Allah Swt.

إِذۡ نَادَىٰ رَبَّهُۥ نِدَآءً خَفِيّٗا

(Yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. (Maryam: 3).

قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ ٱلۡعَظۡمُ مِنِّي وَٱشۡتَعَلَ ٱلرَّأۡسُ شَيۡبٗا وَلَمۡ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيّٗا

Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku. (Maryam: 4).


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi