Aipda Asrofi: Membina Desa Dengan Dzikrullah

Bertugas keliling desa untuk menjaga silaturrahim yang intens dengan masyarakat

Cirebon – “Setiap manusia tentu punya tugas dan peran masing-masing,” begitu kalimat pembuka yang dilontarkan Aipda Moh. Nur Asrofi saat wawancara dengan redaksi TQNNews. Asrofi ditempatkan di Polsek Pabedilan, kabupaten Cirebon, dengan tugas membantu keamanan, ketertiban masyarakat di desa Babakan Losari.

“Bukan hanya kemampuan sosial masyarakat yang harus dimiliki, namun juga kesabaran dalam membimbing masyarakat,” ujar suami dari Reny. Setiap hari, Asrofi lebih banyak bertugas keliling desa untuk menjaga silaturrahim yang intens dengan masyarakat. Terlebih lagi akan diadakannya pemilihan kepala desa – di Cirebon akrab dengan istilah pemilihan kuwu (Pilwu) – serentak di wilayah Cirebon, 25 Oktober 2015.

Kabupaten Cirebon mempunyai 40 kecamatan yang masing-masing kecamatan terdiri dari 5-10 desa. “Ini pertama kali pilwu serentak, cukup rawan terjadi konflik,” sambungnya. Kondisi ini menuntut Asrofi lebih intens terjun ke desa, berbaur dengan masyarakat. Ayah satu anak ini menyampaikan jika ia selalu berupaya ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan di desa Babakan Losari.

“Jika ada hajatan, warga yang meninggal, pengajian, saya akan hadir. Karena dengan begitu saya bisa lebih mudah ikut merasakan apa yang dirasakan warga,” sambung ayah dari Ramadani. Biasanya di luar acara yang diadakan warga, Asrofi juga mempunyai banyak agenda seperti penyuluhan di sekolah tentang kenakalan remaja, narkoba dan safety driving. Sedangkan dengan komunitas masyarakat biasanya tentang tertib lalu lintas, pengamanan lingkungan.

Selain sebagai petugas kepolisian, Asrofi juga aktif di sebuah komunitas pengamal Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya (TQN Suryalaya). Dia mengatakan, “Justru dengan bertarekat, segala tugas dan peran yang harus dijalaninya menjadi terasa ringan namun bermakna.”

Secara rutin setiap kamis malam, Asrofi bersama rekan-rekannya aktif dalam dzikir khatam di mushalla Nurul Huda, desa Panggang Sari. Sedangkan manaqib setiap minggu malam, dua minggu sekali. “Kegiatan dzikir sudah berjalan dari tahun 2009,” tegasnya.

Di akhir wawancara Asrofi menambahkan, jika manfaat dalam bertarekat begitu besar. Dia selalu berupaya agar warga dapat merasakan nikmatnya dzikir seperti yang dia rasakan. Sering dalam setiap kegiatan pengajian yang diadakan di desa binaanya, Asrofi mengusulkan penceramah dari TQN Suryalaya untuk membimbing dzikir, seperti KH. Zainal Abidin BA dan KH. Wahfiudin. “Alhamdulillah, beberapa warga mulai mengamalkan dzikir. Membina desa bersama warga menjadi lebih mudah,” tutupnya. []


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi