Selamat Tahun Baru 2018!

Matahari dan bulan telah ditetapkan oleh Allah menjadi tanda untuk penentu waktu

Ditulis oleh Ust. H. Andhika Darmawan: Muballigh, Kabid Amaliyah Yayasan Serba Bakti PP Suryalaya Korwil DKI Jakarta. Disarikan dari khutbah jum’at, 29 Desember 2017 di TQN Center, Masjid al-Mubarak, Rawamangun, Jakarta Timur.


Quran Surat Yunus: 5,

هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلشَّمْسَ ضِيَآءً وَٱلْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُۥ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا۟ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلْحِسَابَ

Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).

Matahari dikatakan bersinar karena memang memancarkan cahayanya sendiri. Sedangkan bulan bercahaya karena hanya memantulkan sinar yang dipancarkan oleh matahari. Dan keduanya (matahari dan bulan) serta posisi-posisi bulan yang telah ditetapkan oleh Allah menjadi tanda untuk penentu jumlah tahun dan juga perhitungan waktu.

Maka dalam sejarah peradaban manusia, ada bangsa-bangsa yang menetapkan perhitungan kalendernya berdasarkan perhitungan matahari maupun bulan. Perhitungan kalender matahari disebut dengan solar calender (kalender syamsiah), sedangkan perhitungan kalender bulan disebut lunar calender (kalender qamariyah).

Bangsa-bangsa yang menggunakan solar calender sejak 4.000 tahun yang lalu di antaranya; Mesir, Yunani-Romawi, Tibet, Babylonia. Yang pada masa modern ini menjadi dasar perhitungan tahun masehi yang dilakukan oleh Julius Caesar dan Paus Gregorian. Maka kerap disebut kalender Julian dan Gregorian.

Sedangkan bangsa-bangsa yang menggunakan lunar calender diantaranya; Maya-Aztec, China, Sumerians, Babylonia serta kaum muslimin.


Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi