Tingkatan Ma’rifat Menurut Pangersa Abah Anom
Ma'rifat atau mengenal Allah menurut Abah Anom terdiri dari beberapa peringkat
Ma’rifat atau mengenal Allah menurut Abah Anom terdiri dari beberapa peringkat. Secara berurutan peringkat itu adalah ma’rifat asma’ (mengenal atau mengetahui nama-nama Allah), ma’rifat sifat (mengenal atau mengetahui sifat-sifat Allah), ma’rifat af’al (mengenal atau mengetahui perbuatan-perbuatan Allah), dan ma’rifat dzat yaitu marifat tertinggi, mengenal atau mengetahui Zat Allah. Demikian uraian Ketua Umum LDTQN Pontren Suryalaya, Dr. Muhamad Kodir, M.Si., saat menjadi narasumber Webinar Tasawuf yang diadakan LDTQN Mesir beberapa waktu lalu.
Kemudian, orang yang sudah mencapai ma’rifat yang tertinggi ini, dalam dunia tasawuf disebut orang yang sudah melihat Allah.
Hal ini sesuai dengan pandangan al-Quran surat al-Qiyamah ayat 23 yang artinya: “mereka melihat kepada Tuhannya”.
Memandang Tuhannya. [Surah Al-Qiyāmah: 23]
Wakil Rektor Sebelum IAILM itu juga menjelaskan, bahwa sebelum seseorang mencapai tingkat ma’rifat, kiranya ia harus melewati terlebih dahulu tingkat mahabbah (mencintai Allah).
Baca juga: Abah Anom: TQN Salah Satu Metode Capai Tujuan Tasawuf
Mahabbah kepada allah, lanjutnya, merupakan jembatan emas untuk mencapai kebahagiaan dunia sebelum akhirat. Oleh karena itu setiap mukmin yang bertaqwa, akan senantiasa berupaya meningkatkan rasa cintanya (mahabbah) kepada Allah dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Teknik untuk menumbuhkan rasa cinta (mahabbah) kepada Allah yaitu dengan selalu berzikir kepada-Nya.
Hal ini sebagaimana menurut hadis nabi Muhammad yang artinya: “ciri-ciri cinta kepada Allah terlebih dahulu cinta zikir kepada-Nya, sebaliknya ciri-ciri membangkang kepada Allah, enggan zikir kepada-Nya”.
Pada tahun 1411 H, Pangersa Abah Anom juga mengatakan, orang yang telah mahabbah kepada Allah, akan mengalir rasa mahabahnya tersebut pada perilaku kesehariannya (dzahir batin) yang semata mata hanya tertuju, diserahkan dan dilimpahkan kepada Allah Swt. Dan ciri orang yang mahabbah kepada Allah, yaitu mencintai / menyukai dzikir kepada Nya.
Selanjutnya, zikir menurut Abah Anom harus menembus kepada latifah-latifah (anggota tubuh manusia yang halus yang tidak bisa dilihat dan diraba), sehingga dapat terjadi proses takhalli (mengosongkan hati dari selain Allah atau mengosongkan diri dari sifat-sifat tercela), tahalli (mengisi hati dengan zikir kepada Allah atau menghiasi diri dengan akhlak dan sifat-sifat terpuji) dan tajalli (penampakan zat Allah/mukasyafah).
Adapun latifah-latifah yang merupakan pencapaian marifat menurut TQN ialah:
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______